Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Turki Bergerak, Kirim Drone Tempur demi Perkuat Pertahanan Ukraina

Turki Bergerak, Kirim Drone Tempur demi Perkuat Pertahanan Ukraina Kredit Foto: Wikimedia Commons/Bayhaluk

Drone juga telah mencetak kesuksesan di media sosial. Sebuah video tentang serangan udara Ukraina beredar luas di media sosial. Serangan udara tersebut  menghancurkan kendaraan lapis baja Rusia.

Duta besar Ukraina untuk Turki, Vasyl Bodnar, membagikan video serangan pesawat tak berawak itu di Twitter, termasuk video yang menunjukkan konvoi kendaraan militer Rusia yang hancur.

“Jadi selama mereka masih terbang, selama mereka masih bersenjata, mereka akan berguna.  Mereka sebagian besar akan berguna untuk sisi propaganda. Video-video itu telah memikat orang karena Anda dapat melihat serangan udara dalam definisi tinggi," ujar Direktur Penelitian di Institut Penelitian Kebijakan Luar Negeri yang berbasis di Amerika Serikat, Aaron Stein.

Turki mulai menjual pesawat tak berawak TB2 ke Ukraina pada 2019. Kiev menggunakan drone tersebut dalam memerangi separatis yang didukung Rusia di wilayah Donbas timur.

Pejabat Turki menolak untuk mengungkapkan rincian penjualan drone ke Ukraina, termasuk berapa banyak yang terlibat dalam operasi militer menyerang Rusia. Perkiraan independen menyebutkan, jumlah TB2 di Ukraina antara 20 dan 50. 

“Saya pikir Turki sebenarnya berada di depan, tetapi tidak di pusat, setidaknya tidak secara publik dari konflik ini,” kata  Direktur Program Penelitian Turki dan rekan senior di Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat di Washington DC, Soner Cagaptay.

"Kebijakan resminya mengenai perang adalah 'netralitas pro-Ukraina'. Ini bertindak netral. Turki ingin perang berakhir, tetapi secara militer membantu Ukraina. Turki telah menjual drone pembunuh ini ke Ukraina," kata Cagaptay menambahkan.

Menurut perkiraan, drone tersebut dijual dengan harga di bawah 2 juta dolar AS, dan diproduksi oleh perusahaan pertahanan Baykar. Perusahaan itu  dimiliki oleh keluarga Selcuk Bayraktar, yang merupakan menantu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.  

Drone TB2 telah membantu menyeimbangkan konflik di Libya, serta  Azerbaijan dalam pertempuran dengan pasukan yang didukung Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh, yang disengketakan pada 2020.

Ankara juga telah menggunakan pesawat tak berawak melawan militan Kurdi di Turki, dan Irak utara serta melawan pejuang Kurdi di Suriah.

Drone yang lebih murah seperti itu cenderung memiliki dampak yang bertahan lama pada peperangan sebagai alat gesekan yang berguna, serta mampu menarik perhatian jet musuh yang lebih mahal.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: