Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menko PMK: Makin Dikit yang Miskin, Pengentasannya Makin Sulit

Menko PMK: Makin Dikit yang Miskin, Pengentasannya Makin Sulit Menko PMK Muhadjir Effendy. | Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengungkapkan bahwa meskipun saat ini kemiskinan ekstrem di Indonesia sudah mencapai 9%, namun pengentasannya justru semakin sulit.

“Makin dikit yang miskin bukan semakin mudah, justru semakin sulit untuk dihilangkan. Ibarat nasi liwet, ini adalah keraknya yang harus didatangi satu-satu,” jelasnya. Baca Juga: Menko PMK Muhadjir Effendy Cek Progres Penanganan Pascabencana Tsunami di Kota Palu yang Capai 75%

Didampingi Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto, Menko PMK mengunjungi salah satu wilayah yang merupakan kantong kemiskinan ekstrem di Kabupaten Malang, tepatnya di Desa Wajak, Kecamatan Wajak, Sabtu (19/3).

Dalam kunjungannya, ia menemukan beberapa masalah kemiskinan ekstrem yang terjadi di sana, seperti banyaknya kondisi rumah yang tidak layak huni dan masih ada beberapa warga yang belum mendapat bansos.

“Tadi kita sudah lihat contoh konkret dengan berbagai permasalahan. Ada yang satu rumah tidak sampai 3x3 meter diisi oleh 7 orang, ada juga yang belum daftar BPJS padahal pemerintah sudah menyediakan gratis untuk warga miskin,” ungkapnya.

Menko PMK menginstruksikan kepala desa dan camat untuk lebih rajin mendatangi warganya yang miskin ekstrem untuk didata.

“Hal ini bertujuan agar warga bisa mendapatkan bansos dan layanan kesehatan dari pemerintah,” tambahnya.

Sementara itu, Menko PMK akan berkoordinasi dengan Menteri PUPR untuk melaksanakan program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) di Desa Wajak. Karena lingkungan di sekitar Desa Wajak dirasa kumuh padahal Desa Wajak merupakan ibukota kecamatan. 

“Wajak ini ibukota kecamatan tapi kumuh sekali. Saya akan minta bantuan Kementerian PUPR dalam anggaran untuk dibantu program KOTAKU,” tambahnya.

Berdasarkan laporan data dari Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK, dari total penduduk 16.123 jiwa, data salur bansos di Desa wajak pada Program Sembako sebanyak 1.071 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang sudah terdata. Sementara untuk Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) sebanyak 143 KPM dan Program Keluarga Harapan (PKH) sebanyak 331 KPM.

Pada saat mengunjungi desa Wajak, Menko PMK juga turut membagikan paket bansos berisi sembako dari PMK Peduli sebanyak 40 paket sembako, dari Baznas Kabupaten Malang 40 sembako, dan Rumah Zakat Kota Malang 100 kaleng kornet sebagai wujud kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan.

Akan tetapi, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengutarakan bahwa mengentaskan kemiskinan ekstrem bukan hanya tugas Kemenko PMK, melainkan adalah tugas bersama. 

“Tahun 2024 presiden menargetkan 0 (nol) persen untuk miskin ekstrem. Maka dari itu kita harus kerja habis-habisan untuk turun ke lapangan langsung, jangan gengsi, jangan jaga image, dan jangan cari pencitraan. Kita harus kerja tulus,” tutupnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Laras Devi Rachmawati
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: