Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Strategi Baru Uni Eropa yang Kian Sangar demi Tingkatkan Kekuatan Pertahanan

Ini Strategi Baru Uni Eropa yang Kian Sangar demi Tingkatkan Kekuatan Pertahanan Kredit Foto: Flickr/European Parliament

Mengambil contoh dari Bosnia

Pakar kebijakan luar negeri, Gahler, mencontohkan operasi independen oleh Uni Eropa. Misalnya di Bosnia-Herzegovina.

Jika pemimpin Serbia Bosnia yang pro-Rusia, Milorad Dodik, ingin meninggalkan negara Bosnia-Herzegovina dan menyempal dengan "Republik Serbia"-nya, UE dapat melakukan intervensi.

NATO mungkin tidak bisa, katanya, karena Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan punya ide lain untuk masa depan negara Bosnia-Herzegovina.

"Saat Mr. Erdogan mengatakan tidak, sumber daya NATO diblokir ... diblokir karena semua keputusan harus bulat. Tapi kami masih harus bisa bertindak jika kami pikir itu perlu," kata Gahler kepada DW.

Contoh lainnya Mali Contoh kedua dapat melibatkan evakuasi pasukan atau warga Eropa.

Di Afghanistan, penarikan barat yang tergesa-gesa musim panas lalu, menunjukkan penarikan itu tidak akan berhasil tanpa AS, dan bahwa UE jelas tidak dapat bertindak sendiri.

"Sampai batas tertentu, hal seperti ini mungkin membayangi ketika kami menarik pasukan dari Mali. Di sana, tidak seperti Afghanistan, kami tidak memiliki pekerja bantuan Amerika. Jadi, penting bagi kami untuk menciptakan peluang kami sendiri," kata Gahler.

Misi UE dan Prancis saat ini dikerahkan melawan milisi teroris di Mali, negara di Afrika Barat bekas jajahan Prancis.

Paris ingin mengakhiri keterlibatannya tentaranya di negara itu pada Juni mendatang, karena perselisihan dengan junta militer yang berkuasa di sana.

UE telah berusaha membangun kekuatan pertahanan bersama dan mengumpulkan sumber daya strategisnya selama dua dekade.

Josep Borrell yakin bahwa kali ini pasti akan berhasil, bahkan jika tidak semua dari 27 negara anggota UE ingin bergabung, sekelompok kecil anggota yang bersedia masih dapat menjalankan misi militer atas nama UE.

"Kompas Strategis" memperjelas bahwa perjanjian UE memungkinkan untuk itu. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: