Aksi Pawang Hujan di Mandalika Dicemooh, Siapa Sangka Gus Muwafiq Pasang Badan dan Bilang Begini
Aksi pawang hujan bernama Rara Istiani Wulandari atau Mbak Rara di ajang MotoGP 2022 Mandalika, beberapa waktu lalu dianggap sebagian orang sebagai perbuatan musyrik.
Akibatnya, Mbak Rara pun banjir cemoohan dan hujatan.
Namun, KH Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq justru menyebut hal yang dilakukan Mbak Rara itu bukan musyrik.
Baca Juga: Netizen Puji Erick Thohir Soal Pawang Hujan di Sirkuit Mandalika
Gus Muwafiq mengatakan tindakan Mbak Rara adalah ilmu yang disebut spiritual.
“Musyrik tidak seperti itu. Bahwa manusia memiliki usaha. Misalnya berlindung dari harimau, manusia membuat senapan. Berlindung dari gempa membuat fondasi, berlindung dari hujan ya membuat ilmu pawang,” ujar Gus Muwafiq seperti dikutip dari channel YouTube BBS Kemranjen pada Kamis (24/3/2022).
Menurutnya, untuk survive manusia membutuhkan ilmu. Dikatakan, ilmu-ilmu tersebut ada karena manusia harus survive.
“Untuk anti hujan ya butuh ilmu anti hujan dong. Kalau semuanya tiba-tiba dikatakan musyrik, menanam padi untuk survive adalah musyrik juga. Karena lebih percaya pada padi daripada Allah,” terangnya.
Gus Muwafiq menantang orang-orang yang menuduh Rara musyrik agar berdoa supaya tidak turun hujan. “Ya nggak apa-apa udah. Kalau dia bilang musyrik, suruh dia datang dan suruh berdoa, hujan nggak itu. Suruh dia berdoa di situ. Kalau masih hujan, berarti doanya tidak manjur. Gitu aja,” terangnya.
Gus Muwafig menambahkan jika semua disiplin ilmu disebut musyrik dan orang yang menuduhnya tidak tanggungjawab, maka jadinya hanya bisa memusyrikkan.
“Mandalika butuh tidak hujan, maka adanya itu ya suruh gunakan itu. Yang bijaksanalah dengan ilmu. Jangan semua ilmu kemudian disebut musyrik,” papar Gus Muwafiq.
Dia menerangkan aksi pawang hujan itu bukan budaya. Tetapi ilmu. “Itu namanya spiritual,” tukasnya.
Gus Muwafig menjelaskan yang dimaksud adalah ilmu mensiasati hujan. Untuk menurunkan hujan dan supaya tidak turun hujan juga ada ilmunya.
Dia menceritakan Mbah Kholil Bangkalan (Syaikhona Muhammad Kholil) juga pernah melakukan hal serupa.
Saat itu, Mbah Kholil diminta oleh Bupati Bangkalan, Madura karena ada acara pernikahan.
Bupati Bangkalan minta kepada Mbah Kholil supaya tujuh hari tujuh malam tidak hujan.
“Kemudian Mbah Kholil menulis sesuatu lalu suruh dipaku di atas pintu. Setelah nggak hujan beneran dengan alat itu, bupatinya pengen tahu. Ini tulisannya apa? Mbah Kholil menjawab ini tulisanya Bupati Balakna Raje. Siapa sih yang ngomong musyrik itu. Saya pengen tahu orangnya,” tutur Gus Muwafiq.
Soal Mbak Rara yang beragama Islam, Gus Muwafiq tidak mempersoalkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Adrial Akbar