Investasi Bodong Marak, Moduit Berikan Pengetahuan Tentang Produk Investasi
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencermati jumlah investor di pasar modal terus mengalami pertumbuhan. Berapa waktu lalu, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyatakan jumlah investor pada tahun lalu meningkat tajam hingga mencapai 7,48 juta pada akhir 2021.
Jumlah ini meningkat sebesar 92,99% dari posisi tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 3,88 juta investor. Dari jumlah tersebut, 80% merupakan investor milenial. Di sisi lain, himpunan dana di pasar modal tumbuh sebesar 206% YOY menjadi Rp363,28 triliun pada tahun lalu.
Baca Juga: Eksekutif Grup BCA dan Entrepreneur of The Year EY Singapura Bergabung ke Moduit Digital Indonesia
Tingginya minat masyarakat berinvestasi pada instrumen keuangan mau tidak mau memunculkan urgensi penguasaan literasi keuangan yang memadai. Literasi sangat dibutuhkan agar masyarakat benar-benar memahami profil risiko produk keuangan.
Masyarakat membutuhkan pengetahuan terkait cara kerja produk-produk investasi. Tujuan dari pengetahuan tersebut adalah agar masyarakat tidak mudah tergiur oleh narasi berupa keuntungan cepat. Bahkan, literasi dibutuhkan sedini mungkin, sejak dari sekolah.
Penguasaan literasi keuangan mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nomor 1 / POJK.7/ tahun 2013 terkait perlindungan konsumen sektor jasa keuangan.
Implementasi prinsip-prinsip tersebut antara lain konsumen berhak mendapatkan informasi yang jelas dan akurat terkait sebuah produk jasa keuangan. Maraknya kasus binary option mencuatkan kesadaran akan pentingnya literasi keuangan tersebut.
Manuel Adhi Purwanto selaku Head of Advisory & Investment Connoisseur Moduit menjelaskan, “Teknologi mendorong lahirnya produk investasi baru yang semakin beragam dan memudahkan masyarakat membeli produk tersebut dengan harga yang sangat terjangkau. Investor ritel perlu mendalami produk-produk ini agar berinvestasi yang sesuai dengan karakter risiko dan tujuan investasi. Literasi juga dibutuhkan agar investor ritel mampu melakukan diversifikasi produk yang bersifat spekulasi jangka pendek dengan investasi jangka panjang. Salah satu instrumen investasi yang cukup mudah adalah produk reksadana. Nasabah cukup memilih produk reksadana yang sesuai dengan karakter risikonya. Oleh karena itu, penting bagi investor memahami karakteri risikonya, apakah termasuk konservatif, moderat atau agresif," ujar Manuel.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: