Pertanian Ukraina yang Tidak Tahu Nasibnya, Komoditas Ini Paling Terancam
Profesor di University of Illinois di Urbana-Champaign yang penelitiannya berfokus pada persimpangan makanan, air, dan perdagangan, Megan Konar, mengatakan, pasokan gandum alternatif akan lebih mahal dan menyulitkan rumah tangga miskin di tempat lain di dunia.
"Gandum musim dingin adalah tanaman gandum terbesar di Ukraina dan Rusia, yang ditanam musim gugur lalu dan akan dipanen awal musim panas ini. Tanaman ini akan terpengaruh jika orang tidak bisa bekerja di ladang untuk panen," ujarnya.
Jagung, yang ditanam di musim semi, juga akan terpengaruh jika pertempuran menghalangi petani. Dugaan ini sudah terlihat dengan kondisi ladang yang telah diserang atau dibom di bagian-bagian daerah pertumbuhan utama selatan dan tengah.
Menurut kepala departemen pertanian di wilayah Lviv Tetyana Hetman, wilayah itu terdampak sangat parah.
"Kami telah didekati oleh petani dari daerah lain untuk menemukan petak tanah yang dapat mereka tanam di wilayah Lviv untuk mencoba memastikan ketahanan pangan negara," katanya.
Khawatir sulit mengisi pasokan di dalam negeri, pemerintah Ukraina membatasi ekspor gandum, millet, soba, gula, garam, gandum hitam, dan daging. Di bawah lisensi khusus, gandum, jagung, daging ayam dan telur, dan minyak bunga matahari dapat dikirim.
"Bagaimana kita bisa menabur di bawah pukulan artileri Rusia? Bagaimana kita bisa menabur ketika musuh dengan sengaja menambang ladang, menghancurkan pangkalan bahan bakar?" ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dalam pidato baru-baru ini.
Wakil Menteri Kebijakan Agraria dan Makanan Taras Vysotsky mengatakan, Ukraina memang memiliki cadangan pangan yang cukup. Hanya saja, negara itu mengkonsumsi delapan juta ton gandum per tahun dan kini memiliki sekitar enam juta ton di gudang.
Ukraina juga hanya memiliki pasokan jagung untuk dua tahun, pasokan minyak bunga matahari lima tahun,dan gula yang cukup untuk 1,5 tahun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: