Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Usai Invasi Rusia, Zelensky Ingin Warga Sipil Bersenjata dan Tentara Berjaga di Jalan Jadi Hal Biasa

Usai Invasi Rusia, Zelensky Ingin Warga Sipil Bersenjata dan Tentara Berjaga di Jalan Jadi Hal Biasa Kredit Foto: Reuters/Marko Djurica
Warta Ekonomi, Kiev, Ukraina -

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ingin negaranya menjadi 'Big Israel' setelah invasi Rusia berakhir. Dia menekankan, keamanan kemungkinan akan menjadi masalah utama di Ukraina selama periode pasca-perang.

Dalam komentar kepada media lokal yang diunggah di situs resmi presiden pada Selasa (5/4/2022), Zelenskyy mengungkapkan visinya untuk masa depan pascakonflik Ukraina.

Baca Juga: Zelenskyy akan Berpidato di Dewan Keamanan PBB, Ini Bocorannya...

Termasuk mengerahkan angkatan bersenjata untuk berjaga di semua institusi, supermarket, dan bioskop. Di Israel, warga sipil bersenjata, pemukim, dan tentara yang berjaga di jalan-jalan adalah hal biasa.

Dalam beberapa kesempatan, Zelenskyy, yang merupakan seorang Yahudi, menekankan pentingnya menjaga hubungan dekat dengan Israel, yang dia puji sebagai model bagi Ukraina. Israel juga telah menawarkan diri sebagai mediator dalam upaya untuk mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina. 

“Saya yakin bahwa masalah keamanan kita akan menjadi nomor satu dalam 10 tahun ke depan. Orang-orang Ukraina akan menjadi tentara besar kita," kata Zelenskyy, dilansir Aljazirah, Rabu (6/4/2022).

Zelenskyy menolak gagasan bahwa Ukraina pascaperang akan meniru demokrasi Eropa liberal seperti Swiss sebagai model. Ukraina, katanya, tidak akan benar-benar menjadi liberal seperti Eropa. Ukraina harus melakukan modus operandi yang berbeda.

Awasi ekspor

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Selasa bahwa Rusia harus mengawasi ekspor makanannya ke negara-negara musuh. Rusia memproduksi lebih dari 50 juta ton pupuk per tahun, 13 persen dari total global. Phosagro, Uralchem, Uralkali, Acron, dan Eurochem adalah produsen pupuk terbesar Rusia.

"Dalam kondisi saat ini, kelangkaan pupuk di pasar global tidak bisa dihindari. Kita harus lebih berhati-hati dengan pasokan makanan di luar negeri, terutama dengan hati-hati memantau ekspor ke negara-negara yang memusuhi kita," ujar Putin.

Sanksi Barat atas invasi Putin pada 24 Februari di Ukraina telah mengarahkan Rusia ke krisis ekonomi terburuknya sejak jatuhnya Uni Soviet pada 1991. Meskipun Moskow mengatakan, dampak global dari sanksi itu bisa jauh lebih signifikan.

Sanksi, menurut Putin, telah mengganggu logistik pasokan pupuk dari Rusia dan Belarusia. Sementara harga gas alam yang lebih tinggi membuat produksi pupuk lebih mahal di Barat.

Putin memberi peringatan kepada negara-negara Eropa bahwa Rusia akan menanggapi dengan baik setiap upaya untuk menasionalisasi aset Rusia. Dia menyindir bahwa tindakan tersebut adalah senjata bermata dua. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: