Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dongkol Jokowi Nggak Tertahan Lagi ke Pembantunya di Kabinet, dari BBM Sampai Minyak Goreng Disebut!

Dongkol Jokowi Nggak Tertahan Lagi ke Pembantunya di Kabinet, dari BBM Sampai Minyak Goreng Disebut! Kredit Foto: Antara/BPMI-Muchlis Jr
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kenaikan harga BBM, sembako, dan langkanya minyak goreng alias migor yang bikin rakyat resah, juga bikin resah Presiden Jokowi. Yang tambah bikin Jokowi jengkel, para pembantunya di kabinet, justru malah diam, tidak terlihat mau bicara, memberikan pengertian ke masyarakat soal isu-isu sensitif tersebut.

Sentilan ini disampaikan Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna, Selasa (5/4), yang diunggah ke YouTube Sekretariat Presiden, kemarin. Mula-mula, Jokowi memaparkan angka-angka inflasi sejumlah negara di dunia. Dari negara adidaya Amerika Serikat, Uni Eropa, hingga Turki. Semua dalam situasi tidak mudah.

"Amerika inflasinya saat ini sudah di angka 7,9 persen yang biasanya di bawah 1 persen. Di Uni Eropa juga sudah masuk di angka 7,5 persen, yang biasanya juga kira-kira hanya 1 persen. Turki sudah di angka 54 persen," sebut Jokowi.

Kondisi ekonomi global yang bergejolak itu, kata Jokowi, akan sangat memengaruhi fiskal dan moneter Indonesia. Sehingga, kenaikan harga-harga barang yang selama ini ditahan-tahan, akhirnya jebol juga. Salah satunya, harga bahan bakar minyak alias BBM.

Baca Juga: Jokowi Tegur Luhut dan Segenap "Pembantunya" di Kabinet Soal Pemilu, Respons PKS Nggak Main-main!

"Nggak mungkin kita tidak menaikkan BBM, nggak mungkin," ucapnya, dengan sedikit penekanan. "Oleh sebab itu, kemarin naik Pertamax," sambung Jokowi, lalu meminta para menterinya punya kewaspadaan yang tinggi, menghitung setiap pergerakan harga, terutama harga energi dan pangan. Setiap keputusan yang diambil harus selalu dirapatkan dan dikonsolidasikan.

"Hati-hati. Utamanya ketersediaan pasokan dua hal tadi, pangan maupun energi. Apalagi ini menjelang Lebaran," ingatnya.

Nada bicara Jokowi mulai meninggi ketika meminta anak buahnya punya sense of crisis setiap hendak mengeluarkan kebijakan maupun pernyataan di muka publik. Harus sensitif terhadap kesulitan-kesulitan rakyat.

Para menteri juga harus menjelaskan kondisi sebenarnya kepada masyarakat. "Jangan sampai, kita ini dianggap masyarakat tidak melakukan apa-apa," warning Jokowi, sambil menatap tajam para menteri yang hadir.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: