Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Medsos Jokowi Pamer Jalan Tol, Eh Langsung Diskakmat Pakar: Buat Apa Kalau Rakyat Masih Menderita!

Medsos Jokowi Pamer Jalan Tol, Eh Langsung Diskakmat Pakar: Buat Apa Kalau Rakyat Masih Menderita! Kredit Foto: Jasa Marga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo dengan bangga memamerkan pencapaian pembangunan jalan tol sejak memimpin di tahun 2014.

“Selama 40 tahun, Indonesia hanya mampu membangun 780 km jalan tol. Maka, mulai tahun 2014 itu, pemerintah mendorong percepatan pembangunan jalan tol di Trans-Jawa, Trans-Sumatera, Kalimantan, Sulawesi. Berapa Panjang jalan tol yang kita bangun 7 tahun terakhir? 1.900km,” cuit akun Twitter @jokowi, 14/4/2022.

Baca Juga: Kaesang Tolak Jokowi Presiden 3 Periode, Curhat Soal Kumpul Keluarga: Semua Pejabat, Saya Hanya...

Pernyataan ini mendapat banyak tanggapan termasuk Achmad Nur Hidayat MPP, seorang Pakar Kebijakan Publik 

Dalam keterangan resmi yang diterima, Sabtu (16/4/2022) menyebut di pertanyaan itu ada miss leading.

"Pertanyaanya buat apa 1.900 km kalau kemudian masyarakat masih menderita, dalam arti nilai kemanfaatan tidak dirasakan masyarakat," ucapnya. 

Ia melanjutkan apakah kemudian rantai distribusi bahan sembako sebagai contoh menjadi lebih baik sehingga harga bisa murah?. 

"Ternyata tidak. Artinya adanya jalan tol yang dibangun direzim ini tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan rakyat."  

Achmad menambahkan apakah layak pembangunan jalan tol tersebut dianggap sebuah prestasi sementara pembiayaan yang secara jor-joran itu menggunakan dana hutang yang besarnya sampe kurang lebih Rp. 5.000 triliun?.

"Tentunya ini sangat tidak layak karena siapapun presidennya untuk membangun apapun dengan hutang itu pasti bisa. Yang ujungnya menjadi beban yang harus ditanggung oleh rakyat untuk waktu yang sangat panjang," jelas Ketua Pusat Studi Ekonomi Politik UPN Veteran Jakarta ini.

Ia menyebut yang mengkhawatirkan adalah tarif tol yang semakin tinggi. Artinya jalan tol ini hanya untuk kepentingan bisnis semata. 

"Pengguna jalan tol hanya para pemilik mobil. Rakyat kecil tidak merasakan kemanfaatannya. Dikatakan prestasi jika rezim mampu mendatangkan pendapatan negara yang tinggi dan membiayai itu semua dan memberikan dampak kepada kesejahteraan rakyat banyak maka pembangunan jalan tol tersebut patut diacungi jempol," pungkas Achmad.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alfi Dinilhaq
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: