Shanghai Dikunci Lagi, Kesaksian Rakyat: Makanan Kurang Nutrisi, Bangunan Karantina Berdebu
Pemerintah Kota Shanghai, China mengumumkan penguncian (lockdown) di beberapa distrik yang mulai efektif Jumat (22/4/2022). Hal ini dilakukan kembali setelah tiga minggu penguncian Covid-19 sejak awal April kepada 25 juta penduduknya.
“Tujuan kami adalah untuk mencapai komunitas nol-Covid sesegera mungkin,” kata pemerintah, dilansir The Guardian.
Baca Juga: Shanghai Mulai Bangkit Perlahan dari Lockdown, Bikin Hati Belasan Juta Orang Senang?
Di beberapa distrik, pembatasan diperketat bahkan ketika mereka memenuhi kriteria untuk orang yang diizinkan meninggalkan rumah mereka. Strategi dalam tindakan ketat akan berlanjut sampai virus diberantas, lingkungan demi lingkungan.
“Ini adalah indikasi penting bahwa kita memenangkan pertempuran besar dan sulit melawan epidemi ini … sehingga kita dapat memulihkan produksi normal dan tatanan kehidupan.”
Beberapa penduduk mengatakan perintah isolasi dikeluarkan secara massal dan tanpa pandang bulu demi kecepatan dan efisiensi, dengan sedikit pertimbangan untuk keadaan individu. Pemerintah kota mendesak orang-orang untuk bekerja sama dengan tindakan menyakitkan mereka untuk memastikan kemajuan sejauh ini tidak hilang.
Namun, mengunci hampir semua 25 juta penduduk Shanghai di rumah bukan tugas mudah. Penduduk menghadapi kehilangan pendapatan, perpisahan keluarga dan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar.
Video yang beredar luas di media sosial China minggu ini menunjukkan bus penuh orang dibawa ke karantina, kadang-kadang di luar Shanghai.
Seorang warga, Zhang Chen (30), mengatakan kepada Reuters putranya yang berusia empat tahun dan neneknya yang berusia 84 tahun dibawa ke karantina pada Minggu (17/4/2022), bersama dengan mertuanya dan dia khawatir kondisi buruk di fasilitas itu dapat mempengaruhi kesehatan mereka.
Dia mengatakan makanan kekurangan nutrisi --sarapan adalah dua potong roti panggang; bangunan berdebu dan baru direnovasi sebagian; tidak ada pancuran; dan toilet yang terlalu sedikit.
“Mereka adalah pasien, bukan penjahat. Tapi di sini mereka seperti penjahat, dan dikirim untuk menderita," kata Zhang.
Pemerintah Shanghai tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: