Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Setelah Sentuh All Time High Ditambah Puasa dan Lebaran, Hati-hati IHSG Rawan Terkoreksi

Setelah Sentuh All Time High Ditambah Puasa dan Lebaran, Hati-hati IHSG Rawan Terkoreksi Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia melihat bahwa tingginya minat belanja masyarakat sepanjang Bulan Puasa dan Lebaran, akan membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara analisis teknikal diprediksi akan konsolidasi.

Martha Christina, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, memprediksi indeks saham utama itu ditutup pada 7.099 pada April setelah menyentuh level tertinggi sepanjang masa 7.355 pada 11 April 2022. 

"Konsolidasi wajar terjadi setelah IHSG menyentuh all-time high, yang ditambah faktor puasa sepanjang bulan ini. Secara siklus, Bulan Puasa lebih lesu karena faktor all-time high tadi dapat memicu aksi profit taking, tetapi untuk Mei atau periode setelah Lebaran, kami prediksi dapat menguat dengan rentang pergerakan support-resistance pada 6.759-7.748," kata Martha, Bulan Puasa dan perayaan Idul Fitri tahun ini, sehingga akan menguntungkan sektor ritel dan emiten.

Baca Juga: Mirae Asset Sekuritas Prediksi Idul Fitri Ramai, Emiten Ritel Makin Aduhai

Tak hanya itu, baiknya kinerja dan maraknya pembagian dividen yang dilakukan oleh para emiten di pasar modal juga akan mendukung pasar modal.

"Faktor lain yang mendukung adalah kinerja emiten bursa periode kuartal I/2022 yang masih cukup baik dan pembagian dividen untuk kinerja keuangan 2021," jelas Martha. 

Sementara itu, pada bulan puasa dan perayaan Idul Fitri tahun ini, dinilai akan menguntungkan sektor ritel dan emiten. Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Hariyanto Wijaya menilai tingkat belanja masyarakat untuk mempersiapkan dan dalam menjalani mudik di tahun ini akan naik signifikan dibanding 2 tahun terakhir akan menguntungkan emiten ritel seperti PT Matahari Department Store Tbk (LPPF).

Baca Juga: Reksa Dana Makin Dilirik, Mirae Sekuritas Incar Dana Kelolaan Melejit 200% Jadi Rp1,5 Triliun

Dia menuturkan faktor meredanya Covid-19 yang akan berdampak pada peningkatan mobilitas masyarakat menjadi faktor pendukung pertama dari ramainya Bulan Puasa dan Lebaran tahun ini. Faktor kedua adalah prediksi naiknya belanja publik di tengah perayaan Idul Fitri dan ketiga adalah kenaikan harga komoditas. Tren kunjungan ke stasiun, ritel dan rekreasi, taman, dan tempat kerja mencetak rekor tertinggi sejak pandemi. 

"Lebih lanjut, kunjungan ke toko kebutuhan sehari-hari dan farmasi juga mencetak rekor tertinggi sejak gelombang serangan virus Covid-19 varian delta," tutur Hariyanto. 

Di sisi lain, faktor kedua pendukung ramainya Ramadhan dan Idul Fitri adalah prediksi kenaikan jumlah orang yang merayakan Hari Raya yaitu 85 juta orang, dibanding tahun lalu hanya 1,5 juta orang. Pewajiban pembayaran tunjangan hari raya (THR) secara penuh kepada pemberi kerja, setelah direlaksasi 2 tahun terakhir, juga dinilai dapat memicu peningkatan daya beli masyarakat. 

"Faktor ketiga adalah masih berlanjutnya penguatan harga komoditas yang bahkan diprediksi mampu memitigasi risiko dari potensi pengetatan moneter di AS berupa peningkatan suku bunga acuan AS oleh Bank Sentral AS (The Fed), yang diprediksi menaikkan suku bunga sebanyak 50 bps pada Mei," tutupnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: