Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Suara UAS Benar-benar Menggelegar: Tegaknya Khilafah, Maka Selesailah Masalah, Takbir!

Suara UAS Benar-benar Menggelegar: Tegaknya Khilafah, Maka Selesailah Masalah, Takbir! Kredit Foto: Instagram/Ustadz Abdul Somad
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebuah video yang merekam ceramah Ustaz Abdul Somad (UAS) viral media sosial setelah diunggah pengguna twitter @ MARQUEZ_*** pada Selasa (24/5/2022). Tidak diketahui secara jelas waktu dan tempat penggambilan video tersebut.

Video itu sukses mencuri perhatian masyarakat lantaran isi ceramah UAS yang dianggap berbahaya. Dimana dalam ceramah itu UAS terang-terangan mengajak pengikutnya untuk mendukung paham khilafah di Indonesia.

Menurutnya paham Khilafah yang ditentang mati-matian oleh sebagian masyarakat dan pemerintah Indonesia itu adalah jawaban dari berbagai persoalan yang dihadapi manusia. Dengan menegakan paham ini, UAS yakin masyarakat Indonesia bakal terbebas dari berbagai masalah. 

Baca Juga: Waduh Waduh... Mendagri Singapura Ungkap Remaja 17 Tahun Jadi Korban Radikaliasi UAS

“Bapak Ibu yang dimuliakan Allah, oleh sebab itu, solusi penyelesaian umat ini hanya satu. Apa itu? Khilafah! Tegaknya Khilafah, maka selesailah masalah. Takbir!” teriak UAS dari atas mimbar sebagaimana dikutip Populis.id Selasa (24/5/2022). 

Pernyataan UAS yang terang-terangan mendukung khilafah ini kemudian mendapat komentar pedas dari Dzurriyah yang memiliki keturunan Nabi Muhammad SAW Habib Husin Alwi Shihab. Dia mengatakan penceramah kondang itu beserta para pendukungnya sedang berusaha keras untuk menguasai Indonesia.

Agenda jangka panjangnya kata Husin adalah mengobrak abrik pancasila dan menggantinya dengan paham khilafah. Untuk itu kata dia UAS mendoktrin masyarakat ceramah-ceramah sesat dan radikal.

“Dia berusaha keras mengkampanyekan paham khilafah yang sesat dan radikal demi kuasai NKRI,” kata Husin Shihab.

Husin Shihab mengatakan, UAS adalah salah satu tokoh yang dihormati kelompok - kelompok radikal macam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Namun saat kelompok ini dilarang Pemerintah Indonesia, UAS langsung berkamuflase dengan mengaku dirinya adalah warga Nahdatul Ulama (NU).

Tak hanya itu, kata dia, UAS juga mencari legitimasi dari warga Madura dengan cara berkeliling pondok pesantren dan didukung oleh mantan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI).

“Ketika dilarang oleh negara menjelma jadi NU dan mencari legitimasi dari warga Madura dengan tabliq keliling ke ponpes-ponpes di Madura dan didukung oleh eks HTI dan FPI,” bebernya.

Sebagaimana diketahui, UAS kerap kali dihubungkan dengan gerakan radikal karena isi ceramahnya yang kontroversial. Tidak hanya didalam negeri, cap sebagai pemuka agama radikal dan tukang pecah belah juga diberikan sejumlah negara kepada UAS. Imbasnya penceramah ini dilarang masuk ke berbagai negara, sebagaimana yang dilakukan Pemerintah Singapura baru-baru ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: