Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Amerika Serikat, Masih Ada 200 Ribu Kasus COVID Per Harinya

Di Amerika Serikat, Masih Ada 200 Ribu Kasus COVID Per Harinya Kredit Foto: Reuters/Carlo Allegri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman membeberkan bahwa memasuki tahun ketiga pandemi COVID-19, kemampuan tes dan pelacakan di seluruh dunia mengalami penurunan.

"Masalah klasik di negara dunia saat memasuki tahun ketiga pandemi, itu semakin menurunnya kemampuan testing COVID-19. Entah itu karena fokusnya sudah berkurang, kemampuan testingnya sudah tidak sekuat dulu atau keinginannya mencari tahu kasus-kasus infeksi,” kata Dicky di Jakarta, Senin.

Dicky menuturkan kondisi melemahnya tes COVID-19 sebagai salah satu upaya melacak kasus penularan sangat berbahaya karena terjadi pada saat banyak orang nampak seperti tidak bergejala ataupun hanya bergejala ringan.

Apalagi selama masa gelombang varian Omicron yang angka reproduksinya hampir mendekati 10 beserta lahirnya varian lain seperti BA.4 dan BA.5.

Kondisi tersebut dapat menyebabkan infeksi penularan di dalam masyarakat jauh lebih banyak dibandingkan dengan gelombang-gelombang COVID-19 sebelumnya.

Dicky menyebutkan, kini hanya sedikit negara yang masih kemampuan deteksi baik secara tes maupun pelacakan yang memadai. Antara lain Amerika yang masih bisa menemukan sekitar 200 ribu kasus dan Australia di atas 2.000 kasus per harinya.

"Kita lihat saat ini di kasus rawatan rumah sakit, keparahan, kematian dan karakter si virus dalam hal ini dilihat dari surveillance genomicnya, itu yang penting pada tahun ketiga. Sebetulnya bukan tidak penting, tapi fokus esensialnya bukan lagi ke tes positivity rate, kasus infeksi, karena itu akan tinggi dengan sub varian Omicron,” kata Dicky.

Ant

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: