Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenparekraf Tingkatkan Kapasitas Usaha Pelaku Parekraf di DPSP Danau Toba

Kemenparekraf Tingkatkan Kapasitas Usaha Pelaku Parekraf di DPSP Danau Toba Kredit Foto: Kemenparekraf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berkolaboraksi dengan Pertamina, Telkom, dan Provinsi Sumatera Utara, mendorong peningkatan kapasitas (upskilling) UMKM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang berada di sekitar Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba.

Upskilling ini merupakan upaya meningkatkan kapasitas dan daya saing UMKM dalam mempersiapkan temu bisnis dengan Hotel. Deputi Bidang Industri dan Investasi, Kemenparekraf Henky Manurung mengatakan, dalam kegiatan pelatihan upskilling ini, diharapkan UMKM dapat mempersiapkan diri menghadapi temu bisnis dengan pihak Hotel pada bulan Juli 2022 yang akan datang.

Baca Juga: Pandemi Bikin Prioritas Wisatawan Bergeser, Kemenparekraf Imbau Pelaku Usaha untuk...

"Target kita bersama tidak mau lagi hanya ketemu, tapi ada indikasi ketertarikan dari pihak hotel. Kita maju, kita bisa karena kita bersama," ujar Henky dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/6/2022).

Direktur Politeknik Pariwisata Medan Anwari Masatip mengatakan, kekuatan selama masa Covid-19 dalam dua tahun ini adalah UMKM sebagai usaha yang menjadi motor penggerak roda perekonomian bangsa.

"Pengangguran banyak diserap, meski tidak terlihat, itu nyata. Untuk melebarkan sayap usaha, UMKM perlu dorongan supaya bisa terus berkembang sehingga kestabilan ekonomi negeri tetap terjaga," ucapnya.

Executive GM Marketing Operation PT Pertamina Putut mengatakan, PT Pertamina berkomitmen melakukan pembinaan agar UMKM mampu meningkatkan kapasitas dan mewujudkan kemandirian usahanya secara berkelanjutan melalui program pendanaan UMK sehingga dapat berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan.

"Sebagai upaya pengembangan bisnis dan pemasaran UMKM, Pertamina  juga memberikan fasilitas pembinaan UMKM Naik Kelas dengan roadmap program Go Modern, Go Digital, Go Online, dan Go Global berupa UMKM Academy, sertifikasi maupun perizinan, pop-up market, e-learning, publikasi, e-commerce, serta pameran, baik di dalam maupun luar negeri berkolaborasi dengan Pemerintah maupun instansi Lembaga terkait," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Manajemen Industri Kemenparekraf Anggara Hayun Anujuprana menjelaskan, kegiatan ini merupakan kolaboraksi antara Kemenparekraf, Telkom, Pertamina, dan Provinsi Sumatera Utara untuk meningkatkan kapasitas usaha UMKM khususnya dalam hal branding, komunikasi, teknik negoiasi, dan strategi harga.

"Teman-teman narasumber akan mengajarkan pelaku UMKM terkait branding, komunikasi, negosiasi, dan strategi harga. Tujuannya agar pelaku UMKM pada saat bertemu dengan Hotel sudah siap untuk melakukan temu bisnis sehingga bisa mendatangkan kerja sama rantai pasok," ujar Hayun.

Dalam kegiatan yang diikuti oleh 100 UMKM unggulan dari subsektor kriya, kuliner, dan fesyen ini, narasumber yang merupakan praktisi ahli di bidang UMKM difasilitasi oleh Pertamina dan Telkom sehingga ilmu yang diberikan selama upskilling bukan hanya teori, melainkan diharapkan dapat diimplementasikan secara nyata oleh para peserta UMKM.

"Nanti dari pihak Pertamina mengajari teknik negosiasi efektif untuk mengoptimalkan penjualan, dan sebagainya. Dari Telkom akan mengajarkan strategi pricing. Misalkan, sandal saudara harganya Rp15.000, tetapi pihak hotel bisanya kasih harga Rp6.000, nah ini akan diajarkan bagaimana caranya untuk strategi pricing," ujar Hayun.

GM Grand Mercure Medan Angkasa/Accor sekaligus Perwakilan DPD IHGMA Sumatera Utara Rachmad Suwardi menyampaikan bahwa hotel memiliki ragam kebutuhan yang perlu di-support oleh para pelaku UMKM. Oleh karenanya, ia berharap dengan adanya upskilling ini ke depan akan terjadi potensi besar kerja sama antara UMKM dan hotel untuk memasok seluruh kebutuhan hotel.

"Hotel ini memiliki banyak kebutuhan dari raw material sampai makanan jadi, dan ini kami sangat perlu UMKM untuk memenuhi kebutuhan kami. Hadirnya UMKM di hotel bisa membantu memperkenalkan kepada tamu tentang kekhasan dari suatu daerah," ujar Rahmat.

Di samping itu, Rahmat juga menyampaikan, tantangan UMKM untuk dapat bekerja sama dengan hotel antara lain adalah volume kebutuhan hotel yang tidak bisa dipenuhi UMKM, persaingan harga dengan supplier lainnya di mana harga produk UMKM cenderung lebih mahal, kemasan yang belum sesuai dengan standar hotel, dan terakhir UMKM masih tidak konsisten dalam produknya.

"Produk UMKM harus memiliki daya saing yang tinggi baik secara kualitas dan kuantitas, serta harga yang kompetitif," kata dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: