Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ribuan Karyawan dan Puluhan Vendor Lokal Bergantung ke Titan

Ribuan Karyawan dan Puluhan Vendor Lokal Bergantung ke Titan Kredit Foto: IST
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rekening milik PT Titan Infra Sejahtera Group (PT Servo Meda Sejahtera, PT Servo Lintas Raya, PT Swarnadwipa Dermaga Jaya) dibekukan oleh Bareskrim Polri.

"Alasannya, adanya dugaaan tindak pidana pencucian uang atau TPPU yang menyebabkan kredit macet (non performing loan/ NPL)," Human Capital and General Services (HCGS) Manager Titan Infra Sejahtera Group, Andreas Halomon Sitohang dalam keterangan persnya.

"Pemblokiran itu sudah terjadi sejak tanggal 19 April atas permintaan Bareskrim,"

Saat menjelang Lebaran, katanya, banyak karyawan dan jajaran manajemen mengaku khawatir .

"Mereka tidak gajian dan mendapat THR saat lebaran? Bagaimana mereka harus menghidupi keluarganya jika terjadi sesuatu terkait keberlangsungan perusahaan?," tambahnya.

Akan tetapi, kata Andreas, perusahaan memutuskan untuk melanjutkan operasional perusahaan.

"Ia pun bermufakat bersama sekitar 20 vendor logistik mulai dari penyedia bahan makanan mentah, catering, air minum dan sebagainya dengan total nilai tunggakan atau jatuh tempo sekitar Rp1 miliar. Beruntungnya, hampir semua vendor setia dan mengerti dengan keadaan yang tengah dialami perusahaan dan hanya satu vendor yang memilih menghentikan sementara suplainya. Bukan apa-apa, mayoritas vendor memang mayoritas milik lokal dengan modal yang terbatas. Mereka selama ini tumbuh bersama perusahaan," jelasnya.

"Kami bilang ke mereka (vendor) bahwa kita punya komitmen terhadap mereka untuk tetap melakukan pembayaran dan sampai saat ini memang kenyataannya sudah tidak ada lagi yang tertunggak atau jatuh tempo setelah pembekuan rekening dibuka. Walaupun memang dari 20 vendor itu ada satu yang memilih berhenti sementara tapi kemudian digantikan vendor lain yang masuk mengambil alih setelah rekening tidak lagi dibekukan,” kata Andreas.

Edi Mulyana, engineer di tim operasional Titan Infra Sejahtera Group mengaku ada ribuan orang bergantung pada perusahaan ini.

"Kemarin sempat kepikiran efek dominonya kalau rekening untuk uang operasional dibekukan. Pelan-pelan pasti mati kita. Operasional terganggu, perusahaan gak bisa menghasilkan apa-apa lalu apa yang akan diberikan ke karyawan. Yang saya sesalkan prosesnya terkesan terburu-buru. Tiba-tiba pemblokiran padahal efeknya istilahnya ini kalau negara bilang investasi dipermudah, tapi kok malah yang ini membuat suasana investasi semakin sulit,"

Saat ini perusahaan menggandeng sekitar 15 vendor hauling (pengangkutan batu bara), 10 vendor alat berat excavator, beberapa vendor fuel serta dump truck. Dengan kapasitas angkut 90.000 ton batu bara keluar masuk pelabuhan setiap harinya, ada sekitar 300 truck yang beroperasi setiap hari.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: