Jokowi Bicara Soal Melonjaknya Subsidi Energi, Mulyanto PKS Singgung Pembangunan IKN: Tunda Saja!
Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakerna) PDIP beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo sempat menyinggung soal lonjakan subsidi energi yang mencapai angka 500 Triliiyun.
Jokowi bahkan menyebut dengan angka sebesar itu bisa untuk keperluan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru.
“Tetapi ini yang harus kita ingat, subsidi kita ke sini tu bukan besar, besar sekali. Bisa dipakai untuk membangun ibu kota, satu. Karena angkanya sudah Rp 502 triliun. Ini semua yang kita harus ngerti,” kata Jokowi dikutip dari laman republika.co.id, Rabu (22/6/22).
Menanggapi “keluhan” Jokowi ini, Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Mulyanto angkat suara. Menurut Mulyanto, pemerintah perlu serius dalam efisiensi pengelolaan energi. Menurutnya, saat ini kondisi belum bisa dikatakan normal sehingga perlu dilakukan aksi nyata oleh Pemerintah dan Jajaran Birokrasi.
Karenanya Mulyanti menekankan pentingnya pemerintah dalam mengatur sisi penerimaan diminta untuk sungguh-sungguh menghitung peluang bagi kenaikan bea keluar, pajak ekspor dll. Untuk komoditas-komoditas tersebut baik batubara, tembaga, nikel, CPO dan turunannya, dll.
"Sisi penerimaan ini harus digenjot, tidak boleh disikapi biasa-biasa saja oleh Pemerintah," tegas Mulyanto dalam keterangan tertulis yang redaksi wartaekonomi.co.id terima, dikutip Rabu (22/6/22).
Tak berhenti sampai sisi penerimaan, Mulyanto juga menekankan soal pengeluaran.
Secara langsung, Mulyanto menyinggung soal pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru yang menurutnya kurang mendesak untuk dilakukan.
"Kita tunda saja proyek-proyek ini sampai kondisi ekonomi membaik pasca Pemilu setelah rezim berganti.Ini adalah pilihan yang rasional. Pemerintah jangan memaksakan diri untuk membangun proyek-proyek ini,” lanjutnya.
Dari sisi BUMN, Mulyanto juga menegaskan pentingnya efisiensi besar-besaran.
“Selain itu, Pemerintah dan BUMN energi harus serius melaksanakan efisiensi besar-besaran, agar biaya pokok produksi energi dan subsidi energi dapat ditekan semaksimal mungkin," imbuhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto