Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Saling Sindir Gegara Gelar 'Kader PKB', Yenny Wahid Sampai Singgung Cak Imin Soal Rebut Partai

Saling Sindir Gegara Gelar 'Kader PKB', Yenny Wahid Sampai Singgung Cak Imin Soal Rebut Partai Kredit Foto: Instagram/Yenny Wahid
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota PBNU Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin saling sindir di Twitter. Saling sindir itu bermula dari keterangan putri Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang mengaku bukan kader PKB pimpinan Gus Muhaimin.

Yenny hanya mengaku sebagai kader PKB era kepemimpinan Gus Dur ketika dirinya menghadiri acara di Sumedang, Jawa Barat, Rabu (22/6). Pernyataan itu kemudian menuai reaksi Gus Muhaimin.

Baca Juga: Gerindra-PKB Makin Lengket, Pengamat Sarankan Dua Partai Ini Perlu Lakukan...

Dia membalas bahwa Yenny memang bukan PKB. Gus Muhaimin bahkan turut menyinggung tentang kegagalan Yenny saat membangun partai politik.

"Yeni itu bukan PKB, bikin partai sendiri aja gagal lolos, beberapa kali pemilu menyerang PKB enggak ngaruh, PKB malah naik terus suaranya. Jadi, buat apa ikut-ikut mengatur PKB, hidupi saja partaimu yang gagal," ungkap Wakil Ketua DPR RI itu di Twitter akun @cakimiNOW, Kamis (23/6).

Yenny kemudian tampak merespons twit dari Gus Muhaimin melalui akunnya di Twitter. Dia tidak menampik semua ucapan Gus Muhaimin seraya meminta mantan Menaker RI itu tidak usah baper menanggapi ucapannya di Sumedang.

"Ndak usah baper (bawa perasaan, red), to, Cak dan memang benar, saya bukan PKB Cak Imin. Saya, kan, PKB Gus Dur," kata dia di Twitter akun @yennywahid, Kamis.

Mantan Komisaris Garuda itu dalam twitnya meragukan Gus Muhaimin bisa sukses apabila membentuk partai. "Cak Imin juga belum tentu, lo, bisa bikin partai sendiri, kan, bisanya mengambil partai punya orang lain," kata Yenny.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: