Soal Parpol yang Tutup Opsi Koalisi, Anak Buah Mas AHY Singgung 'Kegagalan' Jokowi dan Sebut Pencapaian SBY: Kemiskinan Turun Drastis!
Selain sosok kandidat calon presiden (Capres) yang mulai “diraba-raba”, pembentukan koalisi parpol juga mulai mendapat sorotan publik.
Baru-baru ini ada partai politik yang terang-terangan mengungkapkan tidak akan berkoalisi dengan partai tertentu.
Menanggapi hal ini, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP/Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengungkapkan bahwa partainya menghargai setiap pilihan partai politik lain.
“Demokrat sangat menghargai kemandirian, independensi, mekanisme internal, dan pilihan dari setiap partai dalam menentukan, ingin berkoalisi atau bekerja sama dengan partai mana, untuk Pilpres 2024,” ujar Herzaky dalam keterangan resmi yang diterima redaksi wartaekonomi.co.id, dikutip Senin (27/6/22).
Lebih lanjut, Herzaky juga menegaskan bahwa setiap parpol punya prioritas dan platform berbeda ketika memegang pemerintahan.
Baca Juga: Jokowi Dicap Condong ke Rusia, Pegiat HAM Indonesia Blak-blakan: Arah Politik Sebangun dengan Putin
Menurutnya, rakyat sudah bisa merasakan kepemimpinan Megawati, SBY dan Jokowi.
“Ketika Pak SBY menjadi presiden di tahun 2004-2014, prioritas kami jelas. Bela rakyat kecil, perjuangkan hak-hak dan aspirasi rakyat. Rakyat tidak perlu antri minyak goreng. Harga sembako juga terjangkau dan stabil, tidak naik drastis seperti situasi yang rakyat hadapi enam bulan ini,” lanjutnya.
Tak berhenti sampai di situ, Herzaky juga menyinggung soal perbedaan kepemimpinan atau pencapaian dari seorang SBY dan Jokowi.
Herzaky menyorti sejumlah angka kemiskinan di era Jokowi dan SBY.
“Pemerintahan SBY diwarisi 36 jutaan penduduk miskin dari Presiden Megawati. Setelah sepuluh tahun memimpin, SBY mewariskan tinggal 27 jutaan penduduk miskin ke pemerintahan Jokowi. Ada pengurangan sangat signifikan. Sedangkan 5 tahun era Jokowi memimpin, angkanya berkisar 24-26 juta. Hampir tidak ada pengurangan dari era SBY. Bahkan, setelah pandemi, di periode kedua, malah sempat naik lagi ke 28 juta, dan sekarang 26 juta,” ujarnya.
Angka pengangguran di Era Jokowi juga dinilai Herzaky masih “bermasalah” dibandingkan dengan era SBY.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto