Banyak Pembela ACT Padahal Kena Kasus Selewengkan Dana Umat, Denny Siregar Ngaku Jijik: Mereka Mandi Duit Rp70 Miliar
Lembaga pengumpulan donasi Aksi Cepat Tanggap (ACT) saat ini terlibat kasus dugaan penyelewengan dana umat. Hal ini pun membuat Pegiat Media Sosial Denny Siregar merasa miris, terlebih ada banyak pihak yang mendadak membela ACT.
"Walaupun kelakuan busuk ACT sudah dibongkar, masih saja ada yang membela," ujarnya dikutip dari akun YouTube CokroTV, Rabu (6/7/2022).
Dia bahkan merasa jijik terhadap pihak yang membela kebusukan ACT tersebut. "Memangnya siapa yang tidak jijik ketika tahu ada dana yang seharusnya disalurkan ke orang yang membutuhkan, ternyata dibuat berfoya-foya oleh pengurusnya," tambahnya.
Baca Juga: Masih Ada Saja yang Bela ACT, Denny Siregar Langsung Mengaku Dirinya Jijik
Dia menyebut ACT sebagai pemain propoganda ulung dengan memanfaatkan konsep welas asih yang sudah menjadi kultur bangsa Indonesia.
Denny pun mengalkulasi ACT menerima dana sebesar Rp540 miliar pada 2018. Dari dana tersebut, Denny menyebut ACT mengambil komisi sebesar 13,5 persen atau sebesar Rp6 miliar dalam sebulan.
"Mereka pun bermandi duit Rp70 miliar setahun," ucap penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi tersebut.
Dari dana miliaran tersebut, pantas saja kata Denny para petinggi mendapat gaji ratusan juta rupiah.
Baca Juga: Blokir 300 Rekening ACT, PPATK Mencium Indikasi Pencucian Uang dan Aliran Dana ke Teroris
"Pantasan mereka bisa dapat gaji ratusan juta rupiah sebulan dan beli mobil-mobilan mewah untuk operasional," tegas Denny.
Menurut penulis yang kerap berseteru dengan FPI dan PA 212 itu, orang-orang yang berdonasi di ACT sudah termanipulasi pikirannya bahwa mereka sudah berzakat. Padahal, nyatanya ACT bukan lembaga zakat. "Catat ya, ACT bukan lembaga Zakat," tegas Denny.
Dia menyebut penggunaan ayat Al-Qur'an untuk keuntungan pribadi adalah tindakan yang tidak terpuji. "Ini jahat. Menyelewengkan perintah ayat-ayat dan diselewengkan untuk kepentingan pribadi," tegas dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: