Pemerintahan Jokowi Antisipatif, Fadel Muhammad: Insya Allah, Indonesia Tidak Bernasib Sama seperti Sri Lanka
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia, Fadel Muhammad, mengapresiasi berbagai bauran kebijakan (policy mix) antisipatif yang dikeluarkan Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di tengah kondisi ketidakpastian global saat ini. Dengan hal tersebut, Indonesia diharapkan tidak akan bernasib sama seperti Sri Lanka.
"Saya sangat mengapresiasi berbagai policy mix antisipastif baik fiskal dan moneter dari Pemerintahan Bapak Presiden Jokowi di tengah kondisi global uncertainty yang tengah kita hadapi saat ini. Policy mix yang dilakukan Pemerintah tentu saja bertujuan untuk strengthen dan stabilize ekonomi, sosial, dan kesehatan Tanah Air. Insya Allah, dengan seizin ridho-Nya, Indonesia tidak akan bernasib sama seperti Sri Lanka," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta (12/7/2022).
Baca Juga: Fadel Muhammad Imbau Pemerintah Mitigasi Potensi Bertambahnya Angka Kemiskinan Akibat Inflasi
Fadel Muhammad mengatakan masyarakat Indonesia tidak perlu terlalu khawatir dan bahkan membuat ketakutan berlebihan tentang kondisi Indonesia yang ditakutkan mengikuti jejak Sri Lanka.
"Saya paham akan kekhawatiran masyarakat kita yang takut Tanah Air yang kita cintai ini akan bernasib sama dengan Sri Lanka. Akan tetapi, saya ingin mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu terlalu berlebihan apalagi sampai membuat-buat ketakutan dan bahkan sampai tega menyebarkan ketakutan yang sangat tidak benar tersebut. Kenapa? Karena kebijakan-kebijakan Pemerintah kita sudah on the track, utamanya bagi kestabilan ekonomi dan seluruh masyarakat dari Sabang sampai Merauke," katanya.
Baca Juga: Fadel Muhammad Imbau Pemerintah Waspadai Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Akibat Fenomena Global
Founder dan Komisaris Warta Ekonomi ini pun optimis bahwa Indonesia tidak akan menjadi negara gagal. Ia menyatakan bahwa Indonesia sudah memiliki pondasi dan pengalaman menghadapi berbagai krisis, seperti Krisis Moneter (krismon) 1997-1998 dan Krisis Keuangan Global 2008.
"Insya Allah, Indonesia tidak menjadi failed nation karena kita memiliki kuda-kuda, memiliki pondasi, serta pengalaman menghadapi berbagai hantaman krisis. Kita bisa keluar dari krismon 1997-1998. Kita bisa bangkit setelah Global Financial Crisis 2008 kemarin. Dengan kebijakan yang on the track, seimbang, tepat sasaran yang dikombinasikan dengan sinergi, kolaborasi, dan komitmen dari semua stakeholder dari tingkat Pemerintah Desa sampai Pemerintah Pusat, dari UMKM hingga corporate di Tanah Air, saya sangat optimis kita bisa melewati krisis akibat pandemi Covid-19 ini dan tumbuh menjadi negara yang lebih maju," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: