Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Misteri CCTV Rusak pada Insiden Berdarah Rumah Ferdy Sambo Bikin Geleng-geleng Kepala, Pakar Sebut Polisi Bisa Lakukan Cara Ini, Simak!

Misteri CCTV Rusak pada Insiden Berdarah Rumah Ferdy Sambo Bikin Geleng-geleng Kepala, Pakar Sebut Polisi Bisa Lakukan Cara Ini, Simak! Kredit Foto: Antara/ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pakar digital forensik Ruby Alamsyah mengomentari keterangan polisi yang menyebut CCTV di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo sudah rusak dua minggu sebelum insiden penembakan yang menewaskan Brigadir J oleh Bharada E.

Ruby mengatakan bahwa CCTV rusak tidak bisa diperiksa lagi lantaran tidak dapat menyimpan data apa pun.

"CCTV rusak dua minggu sebelum kejadian, kalau merujuk ini, berarti CCTV tersebut sama sekali tidak menyimpan data apa pun pada hari kejadian," kata Ruby dilansir dari JPNN.com, Rabu (13/7) malam.

Ruby menilai pihak kepolisian bisa melakukan scientific investigation untuk memastikan CCTV tersebut telah rusak dua minggu sebelum kejadian.

Baca Juga: Ya Ampun... Kapolres Sebut Brigadir J Sempat Melakukan Hal Ini ke Istri Irjen Ferdy Sambo yang Sedang Tidur

Tujuannya, untuk mengetahui kapan terakhir CCTV tersebut menyala dan merekam sehingga setidaknya polisi bisa melakukan pengecekan serta menjawab isu dugaan perselingkuhan istri Irjen Ferdy Sambo dengan Brigadir J.

"Dengan cara melakukan analisa forensik digital sehingga dapat dipastikan secara ilmiah kapan terakhir kali sistem CCTV menyala dan merekam," ujar Ruby.

Adapun ketua RT setempat yang juga eks Perwira Tinggi Polri menyampaikan bahwa dekoder CCTV di pos satpam kompleks perumahan itu juga diambil pihak kepolisian pada Sabtu (9/7) atau sehari setelah kejadian nahas tersebut.

Baca Juga: Omongan Refly Harun Nggak Main-main: Kalau Anies Baswedan Dilamar Jokowi di 2019, Pasti Dia Mau!

Dekoder CCTV tersebut merupakan mesin sekaligus media penyimpanan file video.

"Lagi-lagi, bila mau membuktikan ada keanehan atau tidak, bisa dilakukan cara di atas (scientific investigation), untuk membuat terang benderang sehingga tidak ada lagi asumsi liar di masyarakat," sambung Ruby.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: