Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mata Seluruh Militer ke Ukraina, Putin Kini Dihadapkan dengan Ancaman Serangan Orang-orang Chechnya

Mata Seluruh Militer ke Ukraina, Putin Kini Dihadapkan dengan Ancaman Serangan Orang-orang Chechnya Kredit Foto: Reuters/Chingis Kondarov
Warta Ekonomi, Moskow -

Presiden Rusia Vladimir Putin bisa menghadapi medan perang lain, kali ini di wilayahnya sendiri, ketika satu batalyon Chechnya mempersiapkan serangan kedua terhadap Moskow, kata juru bicara pasukan tempur sukarela di Ukraina.

Menyusul invasi Rusia ke Ukraina pada bulan Februari, pasukan sukarelawan Chechnya bergabung dalam pertempuran untuk mendukung Kyiv. Hal ini menyulut api permusuhan lama terhadap tidak hanya Rusia, tetapi juga Putin.

Baca Juga: Saat Sekutu Terkuat Putin Tunggu Perintah buat Hancurkan Barat hingga Berkeping-keping

"Kami tahu posisi musuh, di mana pangkalan militer Rusia berada," kata Islam Belokiev, juru bicara Batalyon Sheikh Mansur, dalam pesan video yang diperoleh Fox News minggu ini saat mengumumkan rencana untuk sekali lagi memperjuangkan kemerdekaan Chechnya.

"Kami telah membagi Republik Chechnya Icheriya menjadi tiga front dan 16 sektor," imbuhnya.

Perlawanan Chechnya terhadap pemerintahan Rusia sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, dan seruan untuk kemerdekaan dimulai lebih dari 30 tahun yang lalu setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991.

Otonomi luas diberikan di bawah perjanjian damai yang ditandatangani oleh Presiden Rusia Boris Yeltsin setelah perang brutal yang menghancurkan republik dari 1994-1996.

Namun, penghinaan terhadap Putin dan satu dekade perang pecah setelah dia membatalkan perjanjian itu dan meluncurkan kampanye militer yang mematikan pada 1999 menyusul pengangkatannya sebagai perdana menteri oleh Yeltsin.

Dalam pidato terkenal yang merupakan awal dari kenaikan presidennya, Putin berkata, "Kami akan mengejar teroris di mana-mana. Jika kami menangkap mereka di toilet, kami akan memusnahkan mereka di kakus."

Diperkirakan 160.000 orang tewas dalam kedua kampanye, meskipun angka pastinya masih belum jelas.

Setidaknya dua batalyon sukarelawan Chechnya, termasuk tentara veteran dari perang Chechnya pertama dan kedua, telah mengangkat senjata melawan Rusia di Ukraina, termasuk Batalyon Sheikh Mansur dan Batalyon Dzhokhar Dudayev.

Kedua kelompok itu vokal mengecam pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov, yang ditunjuk untuk jabatan itu pada 2007 oleh Putin dan secara brutal mendukung upaya perangnya melawan Kyiv.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: