Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ternyata Oh Ternyata Habib Bahar bin Smith Pernah Debat dengan Abu Bakar Ba'asyir

Ternyata Oh Ternyata Habib Bahar bin Smith Pernah Debat dengan Abu Bakar Ba'asyir Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Terdakwa kasus ceramah hoaks, Habib Bahar bin Smith, mengaku pernah berdebat dengan eks narapidana terorime, Abu Bakar Ba'asyir.

Ia juga mengaku selalu mengutuk perbuatan terorisme. Sebab, tidak sepaham dengan dirinya.

Ia menilai, pelaku terorisme memiliki pemahaman yang sempit tentang istilah thogut.

Baca Juga: Ucapan Habib Bahar bin Smith Luar Biasa: Siapa yang Tidak Cinta Tanah Air, Tidak Beriman!

Habib Bahar Smith pun menceritakan perdebetannya itu dengan eks narapidana terorime, Abu Bakar Ba'asyir.

Debat itu terjadi saat Habib Bahar berada di Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat. Ia berdebat mengenai istilah thogut.

Hal itu disampaikan Bahar Smith ketika menjadi terdakwa dalam kasus ceramah hoaks di PN Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/7/2022).

"Saya pernah debat dengan Abu Bakar Ba'asyir, saya debat tentang thogut ketika saya berceramah tentang NKRI," katanya.

Habib Bahar tak sependapat dengan kelompok ekstrimis atau terorisme yang menganggap pemerintah atau polisi sebagai thogut. Bahkan, ia mengaku juga dicap sebagai thogut.

"Thogut itu kan (istilah yang digunakan) teroris yang suka bom sana sini. Polisi dibilang thogut, hakim dibilang thogut. Saya saja dibilang thogut. Kenapa? Karena saya mengaku NKRI harga mati, Pancasila harga mati."

"Mereka (para teroris) memiliki pemahaman yang dangkal, yang sempit memaknai thogut," kata Habib Bahar.

Lebih lanjut, Habib Bahar Smith juga mengaku tetap meminta jemaahnya mencintai Tanah Air atau NKRI dalam ceramahnya di Bandung yang berujung ke pengadilan.

Meski berceramah dan menyerukan jemaah untuk melawan kezaliman, Bahar Smith merasa mereka tidak akan terprovokasi. Karena sebelumnya telah menanamkan pada jemaahnya untuk mencintai NKRI.

"Saya meletakkan di hati mereka untuk cinta tanah air. Cinta tanah air adalah sebagian dari pada iman. Maka, barang siapa yang tidak punya cinta tanah air, tidak beriman. Jadi, itu penguatan kembali, NKRI dan UUD itu harga mati," kata dia.

Menurut dia, Indonesia merupakan negara konstitusi yang menjamin kebebasan menyampaikan aspirasi dengan demo atau aksi untuk menasihati pemerintahan.

Namun, jika ada kebijakan pemerintah yang bagus, menurut dia, juga jangan terlupakan.

"Dari situ mereka bisa paham, berarti kita melawan kezaliman. Akan tetapi, kalau tidak ada kezaliman, ya, tidak perlu," kata Bahar, dikutip dari Antara.

Bahar Smith pun menganggap sejauh ini ceramahnya yang berujung duduk di kursi pengadilan itu tidak menyebabkan jemaah terprovokasi.

Terdakwa lantas mencontohkan jemaah bakal terprovokasi jika dirinya memimpin langsung sebuah pergerakan. Seperti kasus Priok (makam Mbah Priok), semua terprovokasi, misalnya dia yang memimpin.

"Seperti kasus Ahmadiyah, saya memimpin langsung. Itu semua jemaah enggak perlu saya suruh. Ketika saya memimpin, semuanya langsung maju," kata Bahar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: