Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peneliti: Kalau Cermat Jokowi Lobi-lobi Hal Ini ke Xi Jinping, Indonesia Bisa Cuan

Peneliti: Kalau Cermat Jokowi Lobi-lobi Hal Ini ke Xi Jinping, Indonesia Bisa Cuan Kredit Foto: Reuters/Selim Chtayti
Warta Ekonomi, Jakarta -

Peneliti Pusat Kajian Kebijakan Indonesia mengatakan kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden China Xi Jinping akan saling menguntungkan. Jokowi dijadwalkan bertemu Xi pada Selasa (26/7/2022).

“Tampaknya Xi Jinping memanfaatkan kesempatan ini dengan baik untuk menyoroti posisi Beijing yang secara bertahap siap untuk membuka pintunya bagi pejabat asing dan memberikan sinyal keras bahwa Beijing telah mengamati dengan cermat pembangunan regional terlepas dari kebijakan 'nol Covid,'" kata Wijaya kepada Al Jazeera.

Baca Juga: Tingkat Kepuasan Publik pada Kinerja Jokowi 64 Persen, Masih Dalam Batas Aman?

Indonesia, ujar Wijaya, akan mendapatkan kesempatan emas jika membahas berbagai isu ekonomi dengan China. Hal itu mungkin dilakukan Jokowi saat berdialog dengan Xi.

“Ini juga merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk membahas berbagai isu ekonomi, terutama dalam aspek investasi yang melibatkan China,” imbuhnya.

Wijaya mengatakan masalah tersebut dapat mencakup proyek kereta api berkecepatan tinggi yang telah lama tertunda yang melibatkan perusahaan milik negara Indonesia dan China.

“Kereta cepat ini akan menjadi warisan Jokowi, dan tentunya Jokowi ingin proyek ini bisa beroperasi setidaknya sebelum 2024,” terangnya.

Kereta api berkecepatan tinggi pertama di Indonesia, yang telah dibangun selama enam tahun terakhir, akan menghubungkan Jakarta dan kota Bandung menggunakan kereta peluru CR400AF “Fuxing” China, yang tercepat di dunia.

“Di pihak China, masih belum ada kejelasan apa yang menyebabkan proyek ini terus tertunda,” kata Wijaya.

Jokowi dengan Xi di Beijing masuk dalam agenda putaran pertama tur tiga negara di Asia, perdagangan dan investasi akan menjadi agenda utama. Dia menjadi seorang pemimpin asing pertama yang pergi ke China sejak Olimpiade Musim Dingin pada bulan Februari karena penerapan kebijakan "nol Covid" yang sangat ketat oleh Beijing

China adalah mitra dagang terbesar Indonesia, dengan perdagangan dua arah dan investasi masuk masing-masing mencapai 110 miliar dolar AS dan 3,2 miliar dolar AS, tahun lalu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: