Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Punya Narasi Tersendiri Soal Cerita Kemerdekaan, Ustaz Adi Hidayat 'Kena Sindrom Chauvinism'

Punya Narasi Tersendiri Soal Cerita Kemerdekaan, Ustaz Adi Hidayat 'Kena Sindrom Chauvinism' Kredit Foto: Screenshot IG @adihidayatofficial

Seorang pengamat sejarah, Mazzini kemudian membalas di kolom komentar bahwa dokumen surat terima kasih Soekarno kepada Faradj bin Marta dibuat pada 1953, bukan 1945. 

Ia memaparkan bahwa pemberian madu tersebut tak terjadi saat detik-detik menjelang Proklamasi.

Baca Juga: Diidolakan Buat Jadi Next Jokowi, Komentar Anies Baswedan: Semoga Bisa Terlaksana...

"Kalau soal rumah ada ucapan terima kasih pemerintah ke Faradj Martak soal madu juga ada tapi bukan saat proklamasi tapi ucapan terima kasih Bung Karno sudah dikirimi madu tahun 1953," tulis akun @mazzini_gsp.

Warganet lain juga memberikan sumber sejarah otentik berupa kesaksian Dr. dokter RM Soeharto, dokter pribadi Presiden Soekarno dan Wapres Muhammad Hatta mengenai kondisi kesehatan sang Proklamator.

Bersumber dari tulisan sejarah Sri Margana & Baha'Uddin, Biografi Dr. R.M. Soeharto, warganet dengan username @margana_s memberikan teks kesaksian Dr. Soeharto dirinya yang merawat dan memberikan tindakan medis pada Soekarno untuk mempersiapkan kemerdekaan.

"Bener atau nggak, haus pengakuan bener ya. Seolah2 ada konspirasi penyangkalan kontribusi muslim atau semacamnya. Kalau yg punya rumah orang Arab trus kenapa juga. Lha proklamator dua2nya muslim kok. Mental kalahan. Loser," tulis warganet lain

Sementara itu pengamat sejarah, Mazzini menyebut bahwa Faradj Marta memang berjasa untuk Soekarno tapi dalam hal lain.

"Kalau soal rumah ada ucapan terima kasih pemerintah ke Faradj Martak soal madu juga ada tapi bukan saat proklamasi tapi ucapan terima kasih Bung Karno sudah dikirimi madu tahun 1953." komentar @mazzini_gsp.

Tak berhenti di situ, warganet lain menilai narasi UAH bersifat chauvinis atau membangga-banggakan kelompoknya sendiri.

Baca Juga: KPK Telusuri Dugaan Suap Irjen Ferdy Sambo, LPSK: Untuk Membuktikan Itu, Gampang!

"Orang kalau udah kena sindrom chauvinis gini, jadinya lucu-lucu ya," timpal warganet lain.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: