Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mali Tersingkir dari Piala Afrika dengan Cara 'Aneh'

Warta Ekonomi -

WE Online, Malabo - Nasib Mali di Piala Afrika telah ditentukan pada Kamis (29/1/2015) ketika ketua asosiasi sepak bola mereka Boubacar Diarra memilih bola yang "keliru" dari mangkuk, dan membuat mereka tersingkir ketika Guinea justru memenangi satu posisi di delapan besar.

Dua bola diletakkan di mangkuk kaca di depan eksekutif Konfederasi Sepak Bola Afrika di hotel Malabo, ketika undian yang terjadi ini dilakukan oleh CAF untuk mengundi nasib dua negara yang menyelesaikan Grup D dengan raihan nilai dan produktivitas gol yang sama. Mali dan Guinea sama-sama mengantongi poin tiga dari tiga hasil seri. Kedua negara juga sama-sama memiliki selisih gol nol dari tiga kemasukan dan tiga pemasukan.

Sepasang ofisial yang terlihat tegang dari kedua negara berjalan ke panggung setelah mendapat pengarahan singkat dari presiden CAF Issa Hayatou, yang mengekspresikan penyesalannya bahwa satu tempat di perempat final harus ditentukan dengan cara seperti ini.

Dua lembar kertas dengan tulisan "dua" dan "tiga" ditempatkan dalam dua bola berwarna hijau, sebelum Diarra dan Amara Dabo, direktur keuangan Kementrian Olahraga Guinea, mengambil pilihan mereka masing-masing.

Wajah Diarra terlihat menyesal saat bola yang diambilnya memperlihatkan tulisan "tiga," sedangkan Dabo berseri-seri saat ia menyadari Guinea melaju sebagai runner up dari Pantai Gading di Grup D untuk tampil di perempat final melawan Ghana di Malabo pada Minggu (1/2/2015).

Presiden asosiasi sepak bola Mali berupaya keras menyembunyikan emosinya setelah meninggalkan undian tersebut. "Rasanya kejam untuk tersingkir di fase ini dengan tim yang kami miliki," kata Diarra kepada Reuters.

Sementara itu, Menteri Pemuda Mali Moustapha Naite timnya adalah tim yang sangat baik dan layak lolos ke fase berikut. Ia mengatakan bahwa selama 20 tahun Mali tidak pernah memiliki tim seperti yang satu ini.

"Kami memainkan pertandingan kualifikasi di luar Guinea. Kami memainkan seluruh pertandingan kandang kami di Maroko," katanya.

Moustapha Naite mengatakan bahwa virus Ebola telah membuat timnya dilarang bermain di negara sendiri selama fase kualifikasi.

"Tidak ada seorang pun yang memperkirakan kami untuk berada di sini. Saya tentu melihat hal ini dapat menjadi tanda yang benar-benar bagus. Kami memiliki tim yang dapat melakukannya karena mereka telah membuktikannya dalam tiga pertandingan pertama. Kami dapat melaju sepanjang jalan," tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: