Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengatakan pentingnya untuk membuat rencana terkait pengurangan emisi dalam rangka mengimplementasikan tata kelola lingkungan, sosial, dan perusahaan (environmental, social, and corporate governance atau ESG).
Pahala menyampaikan mengenai ESG pihaknya mengakui bahwa Indonesia dan dunia harus mematuhi regulasi-iregulasi terkait dengan pengurangan emisi. Ini adalah salah satu tantangan utama yang harus diimplementasikan di seluruh sektor yang ada.
“Untuk itu kalau kita ingin melaksanakan kepatuhan terhadap pencapaian komitmen nasional terkait upaya pengurangan emisi maka kita perlu mulai memahami dan mengukur seberapa banyak emisi yang sebetulnya dihasilkan di seluruh entitas yang ada,” ujar Pahala dalam seminar daring B20-G20 Dialogue: Integrity and Compliance Task Force yang dipantau di Jakarta, kemarin.
Setelah itu, lanjut Pahala, betul-betul perlu membuat rencana untuk bagaimana mengurangi emisi tersebut. Lebih jauh Pahala mengatakan pada saat ini ketika akan membahas mengenai bagaimana mengimplementasikan ESG di dalam entitas bisnis dan pemerintah maka perlu untuk memulai dengan memahami, mengukur, dan mampu mengerti berapa banyak inisiatif pengurangan emisi.
“Kita harus mulai dengan mengukur dan memahami apa langkahlangkah utama yang harus kita lakukan sehingga kita bisa mengurangi emisi ke depannya,” katanya.
Sebelumnya Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Berly Martawardaya, mengatakan penguatan prinsip ESG dapat meningkatkan daya siang BUMN tambang Indonesia di negara-negara yang dalam G-20.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar