Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Industri Nasional Hadapi Tiga Tantangan Global,

Industri Nasional Hadapi Tiga Tantangan Global, Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementrian Perindustrian mengungkapkan bahwa industri nasional saat ini tengah menghadapi tantangan global, yang di antaranya bersumber dari dampak perang Rusia dan Ukraina. Akibatnya terdapat dua persoalan utama, yakni krisis pangan dan krisis energi.

Terkait dengan krisis pangan, perang Rusia-Ukraina telah menyebabkan munculnya tiga isu, yaitu berkurangnya pasokan komoditi pangan seperti gandum dan minyak nabati,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, kemarin.

Isu kedua ialah munculnya fenomena proteksionisme negara-negara di dunia untuk mengamankan stok pangan domestik. Contohnya, India menghentikan ekspor gandum. Ketiga, peningkatan konversi komoditas pangan menjadi bahan baku energi.

Ketiga isu tersebut mengakibatkan kenaikan index harga komoditi pangan global sebesar 32,5% (yoy) berdasatkan laporan World Bank Juni 2022.

Dalam kaitan hal itu, Agus menyampaikan bahwa pasokan bahan baku industri pangan dalam negeri akan terjamin. “Ke depan, kami mengupayakan agar lebih banyak lagi bahan baku lokal yang dikembangkan seperti tepung singkong, porang, sorgum, sagu, ganyong, hanjeli, hotong, pisang, sukun, talas, ubi jalar, dan lainnya untuk diversifikasi produk olahan pangan,” ungkapnya.

Selain itu Menperin mengemukakan industri nasional tengah menghadapi tantangan domestik. Tiga isu utama yang terkait hal tersebut, yaitu rendahnya belanja hasil produksi dalam negeri, kebijakan hirilisasi industri yang masih bergerak lambat, transformasi otomatisasi dan digitalisasi revolusi industri 4.0 yang tidak merata baik dari sisi sektoral maupun skala industri.

Untuk itu, kami terus mengintensifkan upaya peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN). Presiden menyampaikan bahwa upaya agar produk-produk industri Indonesia mendapat prioritas dalam belanja APBN, APBD, dan BUMN akan terus didisplinkan,” paparnya.

Menurut Menperin, belanja APBN dan BUMN memiliki peluang besar untuk mengungkit lebih tinggi pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang diperkirakan akan mendapat tambahan pertumbuhan ekonomi hingga 1,7 %.

Karena itu, dengan kondisi resiko global yang akan dihadapi, tidak bisa tidak, kita perlu menyatukan langkah dan bersama-sama menjaga sektor industri kita,” ujarnya

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: