Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dudung Sempat Kirim Sinyal ke Bawahannya untuk 'Senggol' Effendi Simbolon, Analis Militer Tegas: Fatal!

Dudung Sempat Kirim Sinyal ke Bawahannya untuk 'Senggol' Effendi Simbolon, Analis Militer Tegas: Fatal! Kredit Foto: Antara/Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sikap Kepala Staf Angkatan Darat Dudung Abdurachman yang melakukan provokasi ke b awahannya untuk "menyenggol" anggota DPR RI Effendi Simbolon disayangkan sejumlah pihak.

Mengenai hal ini, Analis militer Connie Rahakundini Bakrie menyesalkan sikap Dudung Abduracham tersebut. Ia menilai Jenderal Dudung telah melakukan kesalahan fatal.  

"Menyalahgunakan sistem atau kewenangan dalam dunia militer adalah fatal karena kalau Effendi Simbolon yang anggota dewan bisa diperintahkan untuk di-bully, atas nama sakitnya TNI dianggap gerombolan," ujar Connie dalam podcast Akbar Faizal yang ditayangkan di akun Youtube Akbar Faizal Uncensored, Selasa (20/9/2022)

Baca Juga: Dudung Sempat Marah Besar Kasih Sinyal ke Anak Buahnya untuk 'Senggol' Effendi Simbolon, Rocky Gerung: Ini Berbahaya!

Menurut Connie, angkatan atau militer itu punya satu garis komando. Ada aturan yang dibatas sehingga tidak bisa semua bersuara. Hal itu, kata ia, sudah merupakan aturan dari TNI.  "Makanya ada institusi Dispen AD, Dispen AL, Dispen AU, Dispen TNI, karena tugasnya Dispen itu menerangkan. Hanya boleh satu sumber," ujarnya.

Menurutnya, ketika Effendi slip tongue menyatakan TNI seperti gerombolan, lalu bagamaina dengan mereka yang menyerang Effendi yang jelas-jelas itu tidak spontan, tapi diperintahkan. "Ini bukan kemarahan TNI, tapi kemarahan KSAD dan para personel angkatan darat, bedakan, karena kalau TNI, ini KSAU dan KSAL mungkin akan berbuat sama, tapi saya tidak yakin," ujarnya.

Karena apa, menurut Connie, Kepala Staf itu fungsinya adalah pembinaan, bukan penggunaan kekuatan. Dengan memerintahkan para prajurit, para pati, para pamen, itu sama ke penggunaan kekuatan. "Pertayaannya apakah KSAD tahu bahwa penggunaan ini bukan kewenangan beliau, tapi panglima dan presiden itu pun atas izin Kemenhan dan Komisi 1."

Menurutnya, apa yang terjadi tidak selesai dengan minta maaf dari Simbolon. Ada pembelajaran yang bisa diambil. "Pembelajarannya apakah dibenarkan seorang KSAD memeberikan perintah kepada anak buahnya yang otomatis karena diperintah ya diikuti. Padahal ini adalah pelanggaran dari hukum tentara," terangnya.

Sebelumnya, anggota Komisi I DPR Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Effendi Simbolon menyampaikan permintaan maaf, atas pernyataan yang menyebut TNI Angkatan Darat (AD) layaknya kumpulan organisasi masyarakat (ormas). Ia menegaskan, mencintai TNI merupakan salah satu tugasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: