Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bantuan Sosial BBM Dinilai Masih Kurang untuk Antisipasi Inflasi

Bantuan Sosial BBM Dinilai Masih Kurang untuk Antisipasi Inflasi Kredit Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Warta Ekonomi, Jakarta -

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus menilai implikasi akibat dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan membuat inflasi meningkat dalam beberapa bulan.

Lonjakan inflasi akibat penyesuaian harga BBM tersebut yang direspons pemerintah melalui kucuran bantuan sosial dinilai tidaklah mampu untuk menutupi dampak dari inflasi yang terjadi. 

"Pemerintah memberikan kompensasi kepada masyarakat yang terdampak secara langsung itu dengan besaran totalnya Rp24,17 triliun menurut saya itu masih kurang," ujar Heri dalam diskusi virtual, Rabu (21/9/2022).

Baca Juga: Inflasi Akibat Kenaikan Harga BBM Dapat Longgarkan Ruang Fiskal dengan Syarat Ini

Heri menyebut hal tersebut terjadi lantaran setelah dianalisis potensi kenaikan kemiskinan bisa melebihi tingkat kemiskinan di saat pandemi mungkin sebesar 10,3.

"Sehingga harus ditambah bantuan sosialnya," ujarnya. 

Lanjutnya, terkait bagaimana nasib dunia usaha yang terdampak langsung, mereka mengalami peningkatan biaya produksi sehingga berpotensi menurunkan daya saing. 

Kemudian program hilirisasi tantangannya akan semakin besar karena meningkatnya biaya energi di mana biaya energi menjadi salah satu struktur biaya dari struktur biaya produksi.

"Sehinga jangan dilupakan bagaimana sektor industri sektor riil ini tetap bisa mempertahankan daya saingnya dan bahkan harus ditingkatkan, tapi tantangan dengan biaya produksi yng semakin meningkat apalagi dengan adanya kenaikan harga BBM," ungkapnya.

Hal tersebut harus dipikirkan lantaran sebelum kenaikan harga BBM, harga logistik relatif meningkat dan mahal, kemudian ditambah lagi dengan biaya energi yang meningkat mendorong biaya transportasi meningkat juga.

"Dampaknya cukup luas dan beragam, bukan hanya masyarakat menengah ke bawah yang merasakan langsung dan mereka diberi bantuan, tapi juga dari sisi produksinya tentu akan mengalami tekanan sehingga harus ada program-program agar bisa terus mempertahankan daya saingnya," tutupnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: