Pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga menilai viralnya video Puan Maharani tengah membagikan kaos ke warga Bekasi memang menimbulkan kesan berjarak dengan masyarakat.
"Dia secara fisik memang bersama masyarakat tapi tidak bisa menyatu," kata Jamil kepada Warta Ekonomi.
Jamil menila bahasa tubuh Puan Maharani menunjukkan hal itu. Dengah raut wajah tanpa senyum mengesankan ketidakramahannya.
"Hal itu juga terlihat ketika Puan bersama petani menanam padi di sawah. Meskipun mengenakan topi dan pakaian seperti petani, tetap saja Puan tidak mengesankan menyatu dengan petani," tambahnya.
Kata Jamil menjadi aneh mengingat Puan salah satu petinggi PDIP yang mengklaim partai wong cilik. Bahasa tubuhnya sangat jauh dari klaim partai wong cilik.
"Jadi, problem utama Puan adalah ketidaksinkronan antara bahasa verbalnya dengan bahasa tubuhnya. Hal itu kiranya membuat Puan sulit diterima masyarakat," terangnya.
"Jadi, meskipun popularitas Puan relatif tinggi namun elektabilitasnya tetap jeblok. Kiranya ketidaksinkronan itu menjadi salah satu penyebabnya," tutupnya.
Baru-baru ini beredar sebuah potongan video yang memperlihatkan wajah marah Ketua DPR Puan Maharani yang tengah membagi-bagikan kaos saat bertemu warga Bekasi.
Netizen malah fokus dengan raut muka Puan yang nampak tak senang, entah marah dengan anak buahnya atau hal lain.
Salah satu netizen Jhon Sitorus menilai bahwa Puan tak bisa di-stel dengan citra merakyat. Wajah yang tak nyaman diperlihatkan Puan saat berjumpa dengan rakyat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: