Menyambut Orang Rusia yang Melarikan Diri, Kazakhstan Siap Legalkan Kripto

Seminggu setelah Presiden Rusia Vladimis Putin mengumumkan mobilisasi sebagian pasukan cadangan untuk berperang di Ukraina, banyak dari warga Rusia mulai memasuki Kazakhstan. Mengambil tindakan serta dalam upanya meningkatkan adopsi kripto, Kazakhstan siap untuk melegalkan kripto dalam sebuah transaksi.

Dilansir dari Cointelegraph pada Jumat (30/9/2022), Presiden Kassym-Jomart Tokayev menginfokan pada 28 September lalu bahwa Khazakhstan siap untuk menyetujui aktivitas pertukaran kripto dengan melegalkan mekanisme untuk mengubah cryptocurrency menjadi uang tunai jika ada permintaan. Diketahui, sebuah bank besar di Kazakhstan juga telah menyelesaikan pembelian kripto pertamanya untuk fiat.

Baca Juga: Ghana Akan Menyusul Negara Lain di Afrika untuk Adopsi Kripto

Tidak hanya itu, Tokayev mengungkapkan dalam sebuah forum internasional Digital Bridge 2022 bahwa Kazakhstan memiliki tujuan untuk menjadi pusat kripto global dengan menjadi pemimpin internasional di bidang teknologi digital, ekosistem dan penambangan cryptocurrency.

Dalam hal ini, pemerintah telah menyusun amandemen dalam undang-undang nasional untuk menguji coba mekanisme untuk mengonversi kripto di Astana International Financial Centre.

Namun, berbeda dengan Kazakhstan yang menyambut kripto bersama dengan orang Rusia yang melarikan diri, Eropa justru semakin khawatir terkait dengan Rusia yang beralih ke kripto untuk mengakses uang mereka. Saat ini, Eropa diketahui tengah berencana untuk melarang warga negara dan entitas Rusia untuk memegang aset apapun di dompet kripto Uni Eropa.