Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perang Terus Berkecamuk, Siapa yang Mau Bertanggung Jawab atas Kemiskinan 71 Juta Orang?

Perang Terus Berkecamuk, Siapa yang Mau Bertanggung Jawab atas Kemiskinan 71 Juta Orang? Kredit Foto: Reuters/Vyacheslav Madiyevskyy
Warta Ekonomi, Jenewa -

Setidaknya akan ada yang bertanggung jawab atas kemiskinan yang melanda 71 juta orang karena perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung, kata Program Pembangunan PBB (UNDP) dalam laporannya.

Dampak perang terhadap harga pangan dan energi diperkirakan akan meningkatkan jumlah penduduk miskin di dunia, lapor badan PBB tersebut.

Baca Juga: PBB: Lebih dari 40 Kota di Ukraina Hancur Lebur gegara Rudal Rusia

Menurut laporan UNDP tentang dampak perang Rusia-Ukraina yang dikutip dari Anadolu Agency, sekitar 51 juta orang jatuh di bawah garis kemiskinan dalam tiga bulan pertama perang yang dimulai pada 24 Februari. Jumlah tersebut meningkatkan jumlah orang miskin di dunia menjadi sembilan persen.

Perang itu juga telah menyebabkan pendapatan harian sekitar 20 juta orang jatuh di bawah garis kemiskinan 3,20 dolar AS di negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah.

Sementara itu, pandemi Covid-19 menyebabkan hingga 163 juta orang jatuh di bawah garis kemiskinan tahun lalu, sekaligus meningkatkan jumlah orang yang bekerja dengan upah 2,15 dolar AS per hari sebesar 8,1 persen yang merupakan garis kemiskinan ekstrem. Bank Dunia memperkirakan tahun ini angkanya akan naik 75-95 juta.

Selain itu, inflasi makanan diperkirakan akan semakin memukul penduduk miskin. Sementara diperkirakan dua pertiga dari pendapatan per kapita akan digunakan untuk pengeluaran makanan di negara-negara berpenghasilan rendah. Tingkat tersebut diperkirakan akan mencapai seperempat dari pendapatan di negara-negara maju.

Bank Dunia berencana mengurangi rasio orang miskin menjadi tiga persen pada 2030 sebagai target yang sulit dicapai berdasarkan proyeksi pra-pandemi. Sementara target menjadi lebih sulit dicapai dengan pandemi virus korona.

Menurut data PBB, setengah dari pendapatan dunia di bawah garis kemiskinan ekstrim tinggal di Asia Selatan. Orang miskin di Afrika sub-Sahara menyumbang sepertiga dari orang miskin dunia, sementara jumlah orang miskin di Timur Tengah dan Afrika Utara meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 2015.

Meski konflik internal di Suriah dan Yaman memiliki dampak terbesar di Timur Tengah, dampak pandemi dialami oleh semua kelompok pendapatan. Covid-19 telah memberikan pukulan terbesar pada tujuan global untuk mengurangi kemiskinan dalam 30 tahun terakhir.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: