Pemerintah pusat dan Pemprov Bali, terus mempersiapkan semua yang dibutuhkan untuk perhelatan pertemuan puncak KTT G20 pada 15-16 November mendatang. Persiapan cukup komprehensif, baik logistik hingga substansinya.
Menyangkut hal ini, Kementerian Luar Negeri juga telah mengkategorikan empat aspek penting yang menjadi bagian dari persiapan Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20 2022.
Presidensi G20 tahun ini menjadi yang tersulit, di mana dunia tengah menghadapi berbagai krisis sekaligus dalam satu waktu. Dan dampak ini dirasakan oleh hampir seluruh negara, khususnya negara berkembang.
Apalagi, situasi diperburuk dengan adanya konflik Rusia-Ukraina yang tak kunjung usai dan berdampak pada negara anggota G20 itu sendiri.
Akibatnya, terdapat jarak yang cukup besar antara satu posisi dengan posisi yang lain di dalam fondasi G20 tahun ini.
Ajang G20 di Bali, juga diyakini akan membantu mengangkat perekonomian masyarakat Bali. Dimana sebelumnya, pada massa puncak Pandemi Covid-19, masyarakat Bali merupakan pihak yang paling terdampak karena sektor pariwisata lumpuh total.
Demikian diungkapkan Ketua GP Ansor Bali, H. Yunus Naim kepada wartawan melalui keterangan persnya, Senin (17/10/2022).
"G20 adalah kegiatan atau event yang akan membantu mengangkat perekonomian Bali pasca Pandemi Covid. Masyarakat dunia, Indonesia dan Bali khususnya pernah menghadapi badai pandemi Covid- 19 yang melumpuhkan hampir seluruh kegiatan perekonomian akibat pembatasan berpergian, pembatasan kegiatan serta dilarangnya aktivitas yang melibatkan banyak orang dalam satu waktu dan tempat," ujarnya.
"Pukulan telak ini dirasakan oleh masyarakat Bali yang bertumpu hampir sepenuhnya dari aktivitas pariwisata. Massa sulit yang dihadapi masyarakat Bali saat pandemi perlahan mulai pulih kembali, geliat pariwisata dapat kembali terlihat seperti pantai, hotel, restoran, mall, pertokoan serta pasar kerajinan UMKM yang sebelumnya mati suri kini kembali bergeliat. Ditambah lagi, perhelatan side event G20 serta puncaknya yaitu KTT G20 (leader summit) pada 15 – 16 November 2022, ini akan semakin meneguhkan perhatian dari Pemerintah untuk segera membangkitkan ekonomi masyarakat Bali," tambahnya.
Oleh karena itu, PW Ansor dan Banser Bali kata Yunus Naim, berkewajiban untuk mendukung dan mensukseskan acara G20 tersebut. PW Ansor Bali kta Dia, sudah mengeluarkan sikap tegas dalam mendukung G20.
"Kami siap menjadi garda terdepan bagi siapapun yang akan mengganggu kondusifitas pelaksanaan KTT G20," tegasnya.
Satuan Kordinasi Wilayah (Satkorwil) Banser Provinsi Bali yang merupakan badan semi otonom Gerakan Pemuda Ansor telah menyelenggarakan Rapat Kordinasi Wilayah (Rakorwil) pada 16 Oktober 2022 di Wisma Bima I Kuta Badung.
Rakorwil ini diadakan sebagai tindak lanjut dari Rapat Kordinasi Nasional (Rakornas) Banser yang telah diselenggarakan 16-18 Juni 2022 lalu di Pasuruan Jawa Timur yang mengambil tema besar 'Satukan hati, pikir dan langkah untuk Aswaja Annahdhiyah dan NKRI'.
Momentum Rakorwil ini menjadi penting untuk menyatukan kekuatan dan merapatkan Barisan, sekaligus menata organisasi dan efektifitas Satkorwil Banser Bali. Dalam acara tersebut, Ansor melakukan pengukuhan salah satu Satuan Khusus Banser Tanggap Bencana (Bagana).
Selain itu, Ansor juga melakukan konsolidasi untuk menyukseskan agenda Nasional G20 yang akan diselenggarakan di Bali pada 15–16 November 2022.
Ansor mengaskan bahwa mendukung pelaksanaan G20 di Bali dan siap menghadang siapapun yang mencoba mengganggu pelaksanaan presidensi G20.
"Kami, PW Ansor dan Banser se Bali menegaskan siap mendukung agenda G20, untuk itu, kami akan mengerahkan segala upaya untuk memastikan G20 aman dan tanpa gangguan. Bagi siapapun yang akan mengganggu kondusifitas G20, maka kami tidak akan ragu untuk menghadang, dan mereka akan berhadapan dengan Ansor Banser sebagai garda terdepan," tegasnya.
Penegasan Yunus ini juga telah disampaikan dalam forum Rakorwil yang diikutir oleh hampir 100 peserta yang merupakan delegasi dari Satuan Koordinasi Cabang (Sakorcab) Banser se Provinsi Bali. Selain Ketua PW GP Ansor Prov Bali, kegiatan ini juga dihadiri Abdul Mufid dari Satkornas (Satuan Kordinasi Nasional).
Untuk diketahui, pada 31 Oktober 2021 atau bertepatan dengan pelaksanaan KTT G20 di Roma-Italia, Indonesia meneruskan mandat Presidensi G20 dari Italia, untuk pertama kalinya Indonesia ditunjuk sebagai Presidensi forum ekonomi terbesar di dunia ini.
Status sebagai Presidensi G20 tentunya menghadirkan peluang sekaligus tantangan, baik dari segi penyiapan kegiatan, venue acara, pengaturan para delegasi, pengamanan delegasi serta memastikan kehadiran pemimpin negara G20 ditengah pusaran konflik Ukraina-Rusia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: