Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Innalillahi, Siswi di Iran Tewas Dipukuli Pasukan Keamanan Seketika Amarah Rakyat Memuncak!

Innalillahi, Siswi di Iran Tewas Dipukuli Pasukan Keamanan Seketika Amarah Rakyat Memuncak! Kredit Foto: Reuters/Morteza Nikoubazl
Warta Ekonomi, Teheran -

Seorang siswi di sekolah Iran dipukuli sampai mati karena menolak menyanyikan lagu pro-rezim. Asra Panahi, siswi berusia 16 tahun tewas setelah diserang dalam penggerebekan di sekolah menengah di Ardabil.

Ia dipukuli di kelasnya karena menolak menyanyikan lagu pro-rezim di sekolahnya. Setelah itu, ia digerebek di sekolah. Insiden ini memicu protes lebih lanjut di seluruh negeri akhir pekan ini.

Baca Juga: Senjata Iran yang Dipakai Rusia Bisa Bikin Dunia Kiamat, Untung Ukraina Tegas Ambil Langkah...

Menurut Dewan Koordinasi Asosiasi Perdagangan Guru Iran, Asra Panahi, 16 tahun, tewas setelah pasukan keamanan menggerebek sekolah menengah perempuan Shahed di Ardabil pada 13 Oktober.

Petugas menuntut sekelompok gadis menyanyikan lagu yang memuji pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah, Ali Khamenei.

Ketika mereka menolak, pasukan keamanan memukuli murid-murid itu, menyebabkan sejumlah gadis dibawa ke rumah sakit dan lainnya ditangkap. Pada hari Jumat, Panahi dilaporkan meninggal di rumah sakit karena luka yang diderita.

Pejabat Iran membantah bahwa pasukan keamanannya bertanggung jawab. Kematian siswi itu memicu kemarahan di seluruh negeri seperti dilansir dari The Guardian, Rabu (19/10).

Reaksi seorang pria yang mengaku pamannya muncul di saluran TV pemerintah. Ia mengklaim keponakannya meninggal karena kondisi jantung bawaan.

Gadis-gadis sekolah muncul melawan kekerasan itu. Mereka melambaikan jilbab mereka di udara. Protes meluas setelah sebelumnya beberapa pekan lalu Iran juga diramaikan dengan tewasnya Mahsa Amini terkait hijab.

Pihak berwenang Iran dianggap menggunakan kekerasan menangkap siswi dan mendorong mereka ke mobil yang menunggu, dan menembakkan gas air mata ke gedung sekolah.

Dalam sebuah pernyataan yang diposting pada hari Minggu, serikat guru Iran mengutuk serangan brutal dan tidak manusiawi dan menyerukan pengunduran diri terhadap Menteri Pendidikan, Yousef Nouri.

Berita kematian Panahi memobilisasi siswi di seluruh negeri untuk protes selama akhir pekan. Di antara mereka adalah Naznin, yang berusia 16 tahun. Orang tuanya menahannya di rumah karena takut dia akan ditangkap karena memprotes sekolahnya.

“Saya tidak diizinkan pergi ke sekolah karena orang tua saya khawatir atas hidup saya. Tapi apa yang berubah? Rezim terus membunuh dan menangkap siswi,” kata Naznin.

“Apa gunanya saya jika saya hanya duduk marah di rumah? Saya dan rekan-rekan mahasiswa di seluruh Iran telah memutuskan untuk memprotes,” tegasnya.

Menurut laporan terbaru oleh kelompok Hak Asasi Manusia Iran, 215 orang, termasuk 27 anak-anak tewas. Mereka meninggal dalam protes nasional, pada 17 Oktober.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: