Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Utusan Myanmar Absen di Pembahasan Para Menlu ASEAN, Kok Bisa?

Utusan Myanmar Absen di Pembahasan Para Menlu ASEAN, Kok Bisa? Kredit Foto: AP Photo/Aijaz Rahi
Warta Ekonomi, Phnom Penh, Kamboja -

Perwakilan Myanmar tidak hadir dalam pertemuan para menteri luar negeri negara-negara Asia Tenggara pada pertemuan Sekretariat ASEAN di Jakarta, Kamis (27/10/2022). Pertemuan membahas proses perdamaian yang berhenti di Myanmar.

Indonesia sebelumnya telah mengundang Myanmar untuk mengirimkan perwakilan non-politik nya pada pertemuan di Jakarta, namun junta tidak setuju. Para jenderal Myanmar memang telah dilarang dari pertemuan tingkat tinggi ASEAN sejak kudeta tahun lalu.

Baca Juga: ASEAN Murka Lihat Kekerasan di Myanmar Meningkat Bukan Menurun

Ketua ASEAN Kamboja mengatakan pembicaraan para menlu di Jakarta bertujuan untuk menghasilkan rekomendasi tentang bagaimana mendorong proses perdamaian menjelang pertemuan puncak ASEAN bulan depan.

Beberapa pekan terakhir dunia menyaksikan beberapa insiden paling berdarah di Myanmar, termasuk pengeboman penjara terbesar Myanmar dan serangan udara di Negara Bagian Kachin pada Ahad pekan lalu.

ASEAN memimpin upaya perdamaian sejak junta mengkudeta pemerintah Aung San Suu Kyi, namun junta tidak berbuat banyak untuk menghormati komitmennya dalam rencana perdamaian yang disepakati oleh para pemimpin ASEAN.

Lima poin konsensus termasuk penghentian segera kekerasan dan memulai dialog menuju kesepakatan damai, serta memungkinkan utusan ketua ASEAN untuk memfasilitasi mediasi dan bagi ASEAN untuk memberikan bantuan kemanusiaan.

Junta Myanmar sebelumnya menyalahkan kurangnya kemajuan dalam mengimplementasikan rencana tersebut pada ketidakstabilan di negara itu dan tantangan pandemi. Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan belum membeberkan mendetail mengenai pembicaraan tersebut.

Namun sebuah sumber mengatakan, Jakarta berupaya memperkuat komitmen konsensus lima poin menjadi lebih jelas dan untuk memberikan mandat yang lebih kuat bagi utusan khusus ASEAN. Ada juga minat di antara beberapa anggota ASEAN untuk mencari negosiasi yang tenang dengan junta.

ASEAN telah lama memiliki kebijakan non-intervensi dalam urusan kedaulatan anggota. Kendati begitu beberapa negara telah menyerukan agar blok tersebut lebih berani dalam mengambil tindakan terhadap junta.

Diplomat utama AS untuk Asia Timur, Daniel Kritenbrink, pada Rabu menyebut situasi di Myanmar tragis. Menurutnya, menemukan cara menghadapi junta adalah prioritas utama untuk pertemuan Kamis di Jakarta.

Dia mengatakan AS, yang telah menjatuhkan sanksi pada kepemimpinan militer, akan mengambil langkah tambahan untuk menekan rezim. Namun ia  tidak menjelaskan lebih lanjut.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: