Hitung-hitungan mengenai elektabilitas partai ataupun aktor politik untuk pemilu 2024 mulai rajin dilakukan lembaga survei.
Mengenai hal ini, Pengamat komunikasi dan politik Jamiluddin Ritonga menyoroti beberapa hasil lembaga survei yang berbeda satu sama lain.
Melihat hal itu, dirinya menyarankan agar ada yang mengawasi lembaga survei supaya tetap dalam koridor ilmiah.
"Tentu lembaga tersebut harus terdiri dari orang-orang yang independen dan berintegritas," ujar Jamiluddin dilansir dari GenPI.co, Minggu (30/10).
Menurutnya, saat ini sudah banyak yang menertawakan hasil survei yang dirilis oleh lembaga survei.
"Di antara masyarakat sudah mulai tidak mempercayai hasil yang dirilis lembaga survei," lanjutnya.
Tidak hanya itu, akademisi dari Universitas Esa Unggul itu mengatakan bahwa masyarakat saat ini sudah mulai banyak yang menilai lembaga survei menjadi bagian dari tim sukses partai politik atau kandidat capres atau cawapres tertentu.
"Partai politik, capres atau cawapres yang elektabilitas sebelumnya sangat rendah, kemudian lembaga survei tertentu merilis hasil dengan elektabilitas yang meningkat signifikan. Itu tidak dipercaya," tuturnya.
Dengan begitu, hasil yang dirilis lembaga survei tersebut akhirnya tidak dipercaya dan menjadi bahan olok-olok.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto