Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Merinding! Nilai Tukar Rupiah Anjlok ke Rp15.700 per Dolar AS, Paling Jeblok Se-Asia!

Merinding! Nilai Tukar Rupiah Anjlok ke Rp15.700 per Dolar AS, Paling Jeblok Se-Asia! Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nilai tukar rupiah anjlok parah terhadap dolar AS hari ini. Melansir RTI, rupiah hari ini sudah menembus level Rp15.700 per dolar AS dan menjadi mata uang paling lemah se-Asia.

Rupiah terkoreksi sedalam -0,88% ke level Rp15.779 per dolar AS pada Jumat, 4 November 2022. Rupiah juga tumbang signifikan terhadap dolar Australia (-1,40%), poundsterling (-1,33%), dan euro (-1,08%). 

Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Bertengger di Rp15.600 per Dolar AS, Ekonom: Masih Dipengaruhi Sentimen Global

Di Asia, rupiah menjadi yang paling berdarah-darah. Rupiah rontok terhadap baht (-1,43%), yuan (-1,41%), dolar Singapura (-1,18%), yen (-1,00%), dolar Hong Kong (-0,85%), won (-0,82%), dolar Taiwan (-0,76%), dan ringgit (-0,64%).

Senior Economist Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, menyebutkan bahwa dalam jangka pendek pelemahan rupiah masih akan terdampak oleh kenaikan suku bunga The Fed. Sebagaimana diketahui, The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps pada November 2022. The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 75 bps selama empat bulan berturut-turut. Selain suku bunga AS, rupiah juga dibayangi kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Inggris hingga Bank Sentral Eropa. 

"Sementara ini rupiah dipengaruhi oleh sentimen global. Suku bunga di AS naik lebih cepat, lalu akan disusul oleh Inggris dan Eropa. Di sisi lain, Jepang suku bunganya masih minus 0,1%. Ini yang menyebabkan indeks dolar terjaga dan hal itu berdampak kepada rupiah," pungkas Rully saat ditemui usai Media Day by Mirae Asset Sekuritas di Jakarta, Kamis, 3 November 2022.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: