Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PBNU Sebut Politik Identitas yang Digunakan Jelang Pilpres 2024 adalah Bentuk Pembodohan Kepada Masyarakat

PBNU Sebut Politik Identitas yang Digunakan Jelang Pilpres 2024 adalah Bentuk Pembodohan Kepada Masyarakat Kredit Foto: Suara.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wasekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rahmat Hidayat Pulungan menilai kalau politik identitas jelang Pilpres 2024 adalah aksi pembodohan kepada masyarakat. 

Sebab, melalui politik identitas itu justru bangsa akan kehilangan energi positif lantaran ada segelintir kelompok yang terus merawat dendam.

"Kita perlu persatuan, kebersamaan akan membuat kita kuat sebagai bangsa," tuturnya di Jakarta, Sabtu (5/11/2022).

Baca Juga: Anies Baswedan Yakinkan Relawan Harus Objektif: Insyaallah Pilpres 2024 Kita Berhasil!

Menurutnya, politik identitas adalah aksi pembodohan kepada masyarakat. Merawat dendam hanya membuat bangsa ini kehilangan energi positifnya. 

"Kita perlu persatuan, kebersamaan akan membuat kita kuat sebagai bangsa," katanya.

Rahmat melanjutkan, bangsa yang besar akan mewarisi nilai-nilai kebaikan untuk generasi mudanya. Bukan menanamkan energi negatif.

Politik identitas, kata Rahmat, adalah kejahatan politik yang pada akhirnya menjadi kejahatan kemanusian.

Baca Juga: KIB Sengaja Disiapkan Istana Buat Jadi Perahu Ganjar di Pilpres 2024? Pengamat Buka-bukaan: Indikasi Itu Makin Menguat

Ia juga turut menyikapi Aksi 411 yang digelar Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) serta rencana gelaran Reuni 212. PBNU mengimbau kepada seluruh pihak untuk menghentikan upaya memainkan politik identitas.

Wasekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rahmat Hidayat Pulungan menilai kalau gelaran tersebut tidak mengandung manfaat dan hanya akan merugikan bangsa.

"Untuk semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung kita minta untuk menghentikan semua gerakan yang memecah belah kesatuan bangsa. Kedepankan politik gagasan, setop politik identitas," kata Rahmat. 

Dalam kesempatan itu, Rahmat meminta semua pihak untuk lebih dewasa dalam menjalani dinamika kebangsaan ini. Politik identitas fakta sejarahnya hanya memecah belah bangsa dan rakyat, maka mencegahnya adalah keharusan bagi kita semua.

Baca Juga: KIB Sengaja Disiapkan Istana Buat Jadi Perahu Ganjar di Pilpres 2024? Pengamat Buka-bukaan: Indikasi Itu Makin Menguat

"Kita sebagai Umat Islam harus ingat Kaidah Usul Fiqih yang selalu digunakan para ulama terdahulu kita yang telah bersusah payah membangun republik ini.  Dar'ul mafasid, muqoddamun ala jalbi al masalih: bahwa 'Mencegah kerusakan lebih utama daripada mendatangkan kemaslahatan',"imbuhnya

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Bagikan Artikel: