Anies Baswedan Dicoret dari Bursa Capres PSI, Grace Natalie: Dia Punya Rekam Jejak Tindakan Intoleransi!
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menjabarkan alasan partainya mendepak nama Anies Baswedan dari bursa capres.
Sebelumnya, PSI melalui voting yang mereka sebut sebagai Rembuk Rakyat mengatakan ada 9 nama yang dipilih oleh rakyat. Namun nama Anies tidak masuk dalam kriteria Capres harapan PSI.
Baca Juga: Waspada Adanya Pengacau, Surya Paloh Akui Butuh Kawan untuk Calonkan Anies Baswedan
“Di situ ada 9 nama, 9 nama ini dikumpulkan dan menyerap aspirasi dari masyarakat,
dari para pengurus juga dan tentunya kita buat kriteria,” kata Grace mengutip youtube VIVA.CO.ID, Jumat (11/11/22).
“Jadi memang ada nama yang menempati rating tapi nggak masuk, karena tidak masuk kriteria kami. Kriteria yang paling dasar buat PSI adalah soal tidak boleh punya masalah dengan intoleransi, punya track record intoleransi gitu ya,” tambahnya.
Lebih jelasnya, dari Rembuk Rakyat PSI, terdapat 9 nama tapi ada dua nama yang dihapus dan diputuskan tidak dipilih. Yang pertama, namanya Pak Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Baca Juga: Pengamat Sebut Presiden Jokowi Sedang Mainkan Politik ‘Banyak Kaki’, Tapi Tak ‘Injak’ Anies Baswedan
“Memang sengaja nggak ada, masalahnya bukan karena bukan masalah personal ya. Jadi kami tidak pernah ada masalah personal dengan Pak Prabowo kalau ketemu juga kami sapa dan kami hormat dengan sosok beliau begitu pula dengan Pak Anies,” jelas Grace.
“Tetapi keduanya memiliki rekam jejak terkait dengan tindakan intoleransi. Kalau Pak Anies, saya rasa banyak catatan sejarahnya mulai dari Pilkada DKI di mana dia pendukungnya adalah kelompok yang sering dikaitkan dengan sejumlah peristiwa intoleran,” tambahnya.
Dan menurut Grace, bahkan Anies secara khusus sering hadir di markas Ormas yang sekarang sudah dilarang karena kerap kali terlibat dalam kegiatan intoleransi.
“Kemudian dalam perkembangannya setelah beliau menjabat (Gubernur DKI) juga kami melihat adanya penggunaan anggaran itu ada alokasi yang cukup banyak diberikan kepada kelompok-kelompok yang pernah mendukung dan terkait dengan kelompok keagamaan,” kata dia.
“Bukannya tidak boleh membantu, kalau mau keagamaan tentu boleh semua, terutama yang punya komitmen pada toleransi pada Pancasila,” tambahnya.
Jadi berbagai peristiwa tersebut lah yang menurut Grace membuat PSI tidak menaruh nama Anies dengan sengaja, dengan kesadaran karena PSI merasa Indonesia butuh seorang pemimpin yang jelas dan tegas terhadap intoleransi.
“Berbahaya banget kalau kita main isu identitas karena banyak pemilih kita ini masih pemilih emosional,” kata dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty