Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Isu Energi Kian Seksi dalam KTT G20, Ekonom Politik: Harga Tinggi Amerika Marah

Isu Energi Kian Seksi dalam KTT G20, Ekonom Politik: Harga Tinggi Amerika Marah Kredit Foto: Reuters/Anton Vaganov
Warta Ekonomi, Medan -

Shahar Hameiri, seorang ekonom politik di University of Queensland, mengatakan energi akan menjadi fokus penting dari KTT G20 karena perang di Ukraina telah menyoroti kekuatan negara penghasil energi untuk mempengaruhi harga bagi semua orang.

“Beberapa dari mereka adalah anggota G20, termasuk tentu saja Rusia sendiri, tetapi juga Arab Saudi dan Indonesia,” kata Hameiri kepada Al Jazeera.

Baca Juga: Hitung-hitungan Jokowi Ciamik, Pemimpin Dunia dalam KTT G20 bakal Disuguhkan Kebangkitan Bali

“Amerika Serikat marah ketika begitu banyak negara produsen tidak meningkatkan produksi untuk menjaga harga tetap tinggi, yang jelas-jelas mendukung Rusia,” imbuhnya, menerangkan.

Hameiri mengatakan isu penting lain yang dia harapkan akan dibahas G20 adalah restrukturisasi utang untuk negara-negara berkembang yang menghadapi kesulitan keuangan.

"G20 telah mencoba untuk mengoordinasikan ini untuk sementara waktu, tetapi skala masalah utang menjadi jauh lebih besar baru-baru ini, karena Bank Federal Reserve (The Fed) AS telah menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi domestik," katanya.

Terlepas dari besarnya tantangan dan perselisihan politik, beberapa pengamat melihat masih ada ruang untuk optimisme tentang kemampuan G20 untuk menangani masalah-masalah umum yang menjadi perhatian.

G20, yang terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa, telah berjuang untuk mencapai konsensus tentang krisis biaya hidup, dengan menteri keuangan dan gubernur bank sentral pada bulan Juli membatalkan komunike yang direncanakan yang akan membahas inflasi, pangan global dan pasokan kekurangan, dan pertumbuhan ekonomi lamban karena perselisihan atas Ukraina.

Dalam sebuah wawancara surat kabar pekan lalu, Presiden Indonesia Joko Widodo menyesalkan kemungkinan ketegangan geopolitik membayangi KTT tersebut, yang menurutnya “tidak dimaksudkan sebagai forum politik”.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: