Presiden Jokowi mendapat pujian dunia setelah dinilai berhasil menjadi tuan rumah KTT G20 di tengah himpitan beragam persoalan yang menghantam global saat ini. Bahkan, Presiden Jokowi sukses memfasilitasi dan menengahi sikap keras negara-negara adidaya dunia anggota G20, sehingga membuat mereka mencapai kata sepakat pada KTT G20 di Bali yang berakhir kemarin.
Dengan paduan diplomasi yang hati-hati dan humor yang baik, Presiden Indonesia Jokowi berhasil membawa rasa kolegialitas ke dunia yang terbelah oleh konflik dan krisis.
Hal menarik lain yang membuat Indonesia berhasil menjadi tuan rumah KTT G20 adalah sikap rendah hati Presiden Jokowi saat menerima setiap pemimpin negara anggota G20 dengan penuh senyum yang ikhlas.
“Senyum itu berfungsi sebagai meta komunikatif dan supra subjektif yang mengedepankan nilai-nilai humanis, mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan sehingga nilai senyuman itu menunjukkan pribadi Jokowi, senyuman itu menonjolkan agar mereka (peserta G20) ini bisa mengikuti,” kata pakar Komunikasi dari Universitas Mercu Buana, Dr. Syaifuddin saat dihubungi, Jumat (18/11).
Menurut Syaifuddin, diplomasi senyum Presiden Jokowi mampu meredakan ketegangan dan menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan. Bahkan, lewat senyum Presiden Jokowi mampu memengaruhi para pemimpin dunia untuk menyepakati apa yang diusulkan bersama dalam forum G20 itu.
“Sehingga ketegangan konflik yang terjadi itu antara Rusia dan Ukraina bisa lebih meredup. Jadi senyum Jokowi ini merupakan sebuah sugesti sebenarnya, sarana sugesti yang paling tepat dan efektif dalam mempengaruhi pikiran dan perasaan semua peserta G20 untuk mengakomodasi daripada tujuan politik luar negeri kita, yaitu bebas dan aktif dengan penuh kedamaian,” ujarnya.
Dikatakan Syaifuddin, dalam forum tersebut ada beberapa isu besar yang menjadi perhatian utama diharapkan mampu ditangani bersama oleh negara anggota G20, seperti kesehatan, ekonomi dan digital, ketahanan pangan hingga perdamaian dunia. Olehnya itu, lewat personality Presiden Jokowi itulah diharapkan mampu mempengatuhi para pemimpin dunia.
“Pak Jokowi ini kan berusaha mendorong ketahanan ekonomi nasional kita pasca covid, mendorong Indonesia dalam reformasi dan demokratisasi atau pembangunan demokrasi di antara tujuan-tujuan yang disampaikan kepada mereka secara tidak langsung oleh Jokowi dengan menampilkan pribadi atau personality yang penuh dengan senyum tadi,” ucapnya.
“Misalnya tentang pariwisata kita, industri kreatif kita, itu tujuan internal yang ada sebenarnya bagaimana supaya G20 ini berdampak pada internal negara kita gitu. Jadi Jokowi ini sebagai presiden G20 itu sebenarnya berusaha memberikan pengaruh yang positif dengan senyumnya, bahwa pemimpin dunia ini harus dengan kerendahan hati, dengan penuh senyum bukan dengan kekerasan,” jelasnya.
Lebih jauh itu, Syaifuddin mengatakan bahwa senyum ini adalah lambang atau sebuah kedamaian dari seseorang dalam memberikan ketenangan kepada setiap orang yang ditemui.
“Makanya saya katakan tadi, Jokowi itu dengan senyumnya dia memberikan kehangatan, dia welcome kepada semua pemimpin dunia agar bagaimana supaya dunia ini harus dibangun dengan bijak, dengan nilai-nilai kemanusiaan dan menghargai nilai manusia,” ungkapnya.
“Jadi dia (Jokowi) mengesankan diri bahwa dia itu sebenarnya orang yang non problem. Senyum ini sebagai lambang non verbal yang disampaikan oleh Jokowi, juga bisa berfungsi sebagai meta komunikatif. Istilah saya yang lain itu adalah sebagai pesan Supra subjektif yang diperlukan untuk menyampaikan pesan-pesan yang humanis, yang berkualitas tinggi kepada para pemimpin G20,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: