Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anwar Ibrahim dan Mahathir Mohamad Pantas jadi Role Model: Pemimpin Wariskan Jalan Pikir, bukan Jalan Raya

Anwar Ibrahim dan Mahathir Mohamad Pantas jadi Role Model: Pemimpin Wariskan Jalan Pikir, bukan Jalan Raya Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim mengadakan konferensi pers terkait hasil pemilihan umum Malaysia di Subang Jaya, Malaysia, 20 November 2022. | Kredit Foto: Reuters/Hasnoor Hussain
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dua tokoh politik Malaysia, Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim, yang maju dalam pemilihan umum (pemilu) tahun 2022 mendapat sorotan intelektual publik Indonesia Rocky Gerung.

Menurutnya, Mahathir dikenal dengan konsep demokrasi dunia yang menyebut Malaysia harus "menguasai dunia" dengan gagasan dan idenya. 

Baca Juga: Jangan Malu! Indonesia Sudah Waktunya Belajar dari Malaysia: Pemilu 'Politik Identitas' tapi Esensial

"Mahathir itu tidak berhenti bicara kepada publik dengan konsep demokrasinya. Ia dan rivalnya Anwar Ibrahim adalah sosok yang sudah teruji dalam politik negaranya," kata Rocky dalam kanal YouTube-nya seperti dikutip Warta Ekonomi.

Rocky menekankan, anak muda Malaysia sangat terpikat dengan cara berargumentasi Mahathir yang pintar ketika menjadi seorang pemimpin.

Sementara Anwar Ibrahim, lanjut Rocky, merupakan seorang politikus dengan otak yang cemerlang.

"Anwar Ibrahim jago mengolah kata ... kalau "bertengkar" itu otaknya cemerlang, seluruh argumen dia tumpahkan dalam berbicara. Karena politikus itu pintar ngomong, menumpahkan gagasan dan konsep," tuturnya.

Anak muda Malaysia juga belajar logika dari Anwar Ibrahim. Salah satunya belajar untuk menjadi oposisi pemerintahan dengan cara tertentu seperti pemakaian diksi yang indah.

"Anwar Ibrahim adalah tokoh yang sebetulnya juga Macan Asia, yang ada dalam politik Asia. Dia intelektual tulen yang mampu mengkombinasikan politiknya dan aakal sehatnya," terang dosen filasat itu.

Rocky menyarankan, agar masyarakat Indonesia belajar politik, tidak ada salahnya untuk mengundang Anwar Ibrahim sebelum pemilu 2024 berlangsung.

"Anwar Ibrahim tidak jarang berkunjung ke Indonesia, dia disambut anak-anak muda ... bisa bertengkar dengan macam-macam orang untuk berdiskusi dengan tajam," imbuhnya.

Artinya, lanjut mantan dosen Universitas Indonesia itu, baik Anwar dan Mahathir sudah meningkalkan konsep jalan pikir karena yang akan diingat dari seorang pemimpin bukan jalan raya.

"Pemimpin yang tidak meninggalkan konsep tidak akan diingat, pemimpin harus meninggalkan konsep bukan rumah bukan infrastruktur jalan yang cepat punah dalam ingatan orang," pungkas Rocky.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: