Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengenal Raja Malaysia, Sosok yang Digadang jadi 'Ratu Adil' untuk Selamatkan Negara

Mengenal Raja Malaysia, Sosok yang Digadang jadi 'Ratu Adil' untuk Selamatkan Negara Kredit Foto: Reuters/Hasnoor Hussain
Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah menjadi sorotan saat dia mempertimbangkan siapa yang akan menjadi perdana menteri negara berikutnya. Ini terjadii setelah pemilihan tidak menghasilkan partai dengan mayoritas di parlemen dan pembicaraan koalisi gagal.

Al-Sultan Abdullah pada Selasa (22/11/2022) mengatakan dia akan "segera" memutuskan antara pemimpin oposisi Anwar Ibrahim dan mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin setelah tidak ada politisi yang dapat memperoleh dukungan yang cukup untuk membentuk koalisi setelah pemilihan umum hari Sabtu (19/11/2022).

Baca Juga: Jangan Malu! Indonesia Sudah Waktunya Belajar dari Malaysia: Pemilu 'Politik Identitas' tapi Esensial

Mengutip laman Reuters, ini akan menjadi ketiga kalinya raja memilih perdana menteri hanya dalam waktu dua tahun, meskipun ini pertama kalinya terjadi setelah pemilihan.

Siapa raja Malaysia?

Raja Al-Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah naik tahta pada tahun 2019 pada usia 59 tahun, menjadi raja Malaysia ke-16 sejak memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1957.

Malaysia memiliki monarki konstitusional yang unik di mana raja dipilih secara bergiliran dari keluarga kerajaan sembilan negara bagian, dan masing-masing memerintah selama lima tahun.

Al-Sultan Abdullah yang berambut putih dan berkacamata menjadi raja setelah raja sebelumnya turun tahta secara mengejutkan.

Penguasa negara bagian Pahang di pesisir timur Malaysia, Raja Al-Sultan Abdullah meraih popularitas karena citranya yang membumi di awal pemerintahannya setelah terlihat mengantri di Kentucky Fried Chicken (KFC) dan membantu korban kecelakaan di sebuah jalan raya.

Al-Sultan Abdullah adalah olahragawan yang rajin, pernah mewakili negaranya dalam pertandingan sepak bola di masa mudanya. Dia telah menjabat sebagai anggota Komite Eksekutif FIFA dan sebagai presiden Federasi Hoki Asia.

Apakah selalu pilihan raja?

Tidak. Pemilu biasanya menentukan siapa yang akan menjadi perdana menteri di Malaysia di bawah sistem parlementer.

Tetapi konstitusi memberinya kekuatan untuk menunjuk seorang perdana menteri yang dia yakini dapat memimpin mayoritas di antara anggota parlemen.

Raja Malaysia jarang menggunakan kekuasaan itu, tetapi ketidakstabilan politik dalam dua tahun terakhir telah mendorong raja untuk memilih seorang perdana menteri.

Monarki telah memainkan peran yang lebih berpengaruh sejak tahun 2020 di tengah penurunan aliansi Barisan Nasional yang pernah dominan dan partai utamanya, Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO).

Barisan telah memimpin setiap pemerintahan sejak kemerdekaan dari penjajahan Inggris pada tahun 1957 hingga kekalahan pemilihannya pada tahun 2018. Barisan terpilih setelah skandal miliaran dolar di dana negara 1MDB.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: