Nyatakan Kondisi Indonesia Diatur Jokowi Tak Stabil, AHY Dikuliti Habis: Justru Era SBY Lebih Buruk!
Direktur Centre for Youth and Population Research (CYPR), Dedek Prayudi keheranan dengan pernyataan dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dirinya menyoroti bagaimana anak dari Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY ini mengatakan bahwa situasi Indonesia saat ini yang berada dalam kuasa Joko Widodo alias Jokowi sedang tak baik-baik saja.
Baca Juga: Skenario Jokowi dan Megawati Satu Frekuensi, Anies Baswedan Sudah Bisa Dipastikan Tak Bisa Melawan!
AHY bahkan mengatakan rakyat lebih butuh makan yang baik daripada gembar-gembor pembangunan infrastruktur.
Merespons hal itu, Dedek mengatakan bahwa politikus tersebut telah keliru dan menunjukkan kelemahannya.
Menurutnya, hal tersebut adalah sebuah bukti bahwa AHY saat ini sangat miskin literasi.
“Bagi saya statemet AHY ini menunjukkan betapa seorang Ketua Umum Partai Demokrat saat ini miskin literasi,” ujar Dedek Prayudi.
Baca Juga: Walau Jokowi Sudah Berusaha, SBY dan Megawati Dinilai Tak Bisa Bersama: Keduanya Memang Berbeda
Selain itu, ia ikut menyeret nama presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, dengan menilai pada masanya pembangunan di Indonesia mengalami ketimpangan.
“Justru di Era SBY ketimpangan malah meroket dari 0,320 pada saat SBY dilantik (2004) menjadi 0,414 pada saat SBY turun tahta,” jelasnya.
Baca Juga: Mau Jadi Next Jokowi, Dukungan NII Garut Buat Anies Baswedan Disorot Tajam: Janganlah Main Kasar...
Sementara era Jokowi berdampak positif dan menekan angka ketimpangan.
Baca Juga: Dukungan Jokowi Dinilai Gak Bisa Pengaruhi Megawati, Nasib Ganjar Pranowo Mundur Kena Maju Tak Bisa!
“Komitmen pembangunan Jokowi tentu turut berimbas positif pada kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi. Tidak hanya bagi masyarakat kota besar namun juga turut menyentuh hingga pelosok desa,” ungkapnya melalui kanal Youtube Cokro TV, dikutip Rabu (23/11/22).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar