Ada Dubes Kelojotan Soal Bacapres Kampanye, Refly Harun Bongkar 'Ideologi' Pendukung Jokowi: Serang Anies Baswedan Sebanyak-banyaknya!
Mantan Juru Bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kini menjadi Duta Besar (Dubes) Kazakhstan-Tajikistan, Fadjroel Rachman dapat sorotan setelah dirinya menyinggung soal bakal capres yang sudah sibuk kampanye.
Meski tak menyebut nama, Loyalis Jokowi itu diyakini menyinggung sosok Anies Baswedan yang gencar melakukan safari politiknya.
Mengenai hal ini, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun angkat suara. Menurut Refly Fadjroel selama menjadi dubes tak seaktif bersuara layaknya menjadi jubir atau posisi lainnya, namun saat Anies mulai lakukan kunjungan tiba-tiba ia ikut bereaksi.
“Jadi dia keluar lagi ini orang dan kemudian langsung mengkritik Anies,” jelas Refly melalui Kanal Youtube miliknya, dikutip Jumat (25/11/22).
Dengan munculnya Fadjroel dan suara para pendukung kekuasaan yang kerap kali senada untuk menyerang Anies Baswedan, Refly menganggap mereka mempunyai “Ideologi” Anies selalu salah yang artinya harus diserang.
“Jadi ideologi pendukung Presiden Jokowi adalah kritik lah Anies Baswedan sebanyak-banyaknya karena Anies is The Common Enemy for them,” jelasnya.
Bagi Refly, kampanye kandidat yang sudah resmi menjadi Capres adalah kampanye yang terjadwalkan oleh penylenggara yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Karenannya, menurut Refly, apa yang dilakukan Anies yakni gencar melakukan safari politiknya bukan lah sebuah hal yang negatif.
“Kalau misalnya dia datang dan bersosialisasi dan ramai orang datang ya itu bukan salah dia, masa nggak boleh bersosialisasi? Justru menurut saya ketika masa di luar kampanye inilah untuk menjangkau memperkenakan diri sebanyak-banyaknya ke masyarakat,” ungkapnya.
“Yang harus dilakukan saat ini sosialisasi kemana-mana nanti saat masa kampanye tidak perlu lagi sosialisasi kemana-mana,” jelas Refly.
Bukannya tanpa alasan, menurut Refly dengan konsep yang demikian, kontestasi akan lebih hidup karena saat masa kampanye tidak lagi soal sosialisasi calon tetapi pada hal yang substantif dan berbobot dalan mengadu gagasan lewat forum debat dsj.
“Jadi KPU mengatur acara debat itu selama 3 bulan itu ada 30 kali debat misalnya, bagus itu untuk pendidikan publik. Jadi debatnya itu betul-betul mendalam,” jelas Refly.
“Jadi biar betul-betul kita kuras pemikiran capres itu, itu yang namanya pendidikan publik yang baik, dari situ kita lihat siapa yang unggul,” tambahnya.
Sebelumnya, melalui akun Twitternya, Fadjroel menyindir sosok Bacapres yang sudah menurutnya sudah melakukan kampanye.
"Kenapa ada yang mengaku capres sudah kampanye? Tok tok KPU!" cuit Fadjroel di akun Twitter-nya, dikutip Jumat (24/11/22) kemarin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: