Jokowi dan Relawan Boleh Pakai GBK, Refly Harun Nyeletuk: Akankah 212 Dilarang Lagi?
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkumpul dengan para relawan dalam gerakan Nusantara Bersatu yang digelar pada Sabtu, 26 November 2022 lalu di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), di Senanyan banyak mendapatkan perhatian publik.
Acara yang dihadiri oleh ribuan orang tersebut pun mendapatkan banyak tanggapan, termasuk dari Refly Harun yang membahas terkait dengan adanya diskriminasi pada tempat penyelenggaraan acara.
"Kita akan tahu bahwa sebentar lagi (akan digelar acara) 212 (pada) 2 Desember, akankah acara itu akan dilarang kembali? Sementara (acara kumpul relawan Jokowi dalam Gerakan Nusantara) waduh boleh, luar biasa ya," tutur Refly dalam sebuah video berjudul "Live Diskriminatif! Acara Relawan Jokowi di GBK Boleh, 212 (Akan) Dilarang Lagi?!" yang diunggah di akun YouTube-nya pada 26 November 2022 seperti dikutip pada Minggu (27/11/2022).
Ungkapan Refly Harun merujuk pada larangan penggunaan GBK yang oleh Pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali yang pernah menyampaikan bahwa Stadion Utama GBK (SUGBK) dilarang dipakai untuk kegiatan selain sepak bola karena sedang ada persiapan untuk Piala Dunia U-20 pada 20 Mei sampai 11 Juni 2023.
Mengaitkan pada diskriminasi pelaksanaan acara, Refly mengatakan, "(aksi) 212 tahun lalu betul-betul dilarang, pergerakan dilarang, dan sekarang tentunya mudah-mudahan itu tidak terjadi."
Menanggapi beberapa pemberitaan negatif terhadap acara kumpul relawan di SUGBK, Refly berujar, "kadang-kadang kita bertanya ya, itulah politik. Tetapi apakah setelah dua kali menjadi Presiden, tetap terasa kurang bagi Presiden Jokowi sehingga tetap perlu melakukan semacam orkestrasi seolah-olah bahwa dia adalah presiden yang didukung oleh masyarakat yang sangat banyak?"
Ia melanjutkan, "dan tidak jelas apa maksud dari musyawarah rakyat itu, apakah ingin mendesak suatu saat Jokowi untuk tiga periode atau perpanjangan masa jabatan, atau mau mengendors seseorang? Padahal harusnya sekali lagi saya katakan harusnya Presidwn Jokowi berkonsentrasi pada membentuk pemilu yang jujur dan adil."
"Saya berkeberatan ada relawan yang mengatasnamakan Presiden Jokowi, kenapa? Ini presiden bekerja untuk siapa? Relawan buat siapa? Kan pemilihan presiden sudah berlangsung. Sudah berjalan. Kok tiba-tiba masih ada relawan yang hidup seperti ini. Kalau memang relawan itu dimasukkan sebagai relawannya Ganjar Pranowo, sebut saja relawan ganjar pranowo. Ex relawan Jokowi. Jokowi seharusnya tidak lagi memelihara relawan seperti ini karena dia untuk Indonesia, untuk rakyat Indonesia, bukan untuk relawan."
Menurutnya, Jokowi yang sudah menjadi Presiden tidak lagi perlu melakukan endorsment terhadap relawan. Apalagi Refly menyampaikan, "itu pun bukan relawan yang betul-betul tetapi orang yang dimobilisasi."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Annisa Nurfitri