Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bongkar Rahasia Elektabilitas PDIP Terus Menanjak Sampai Tak Perlu Khawatirkan Capres, Rico Marbun Blak-blakan Sebut Mesin Partai

Bongkar Rahasia Elektabilitas PDIP Terus Menanjak Sampai Tak Perlu Khawatirkan Capres, Rico Marbun Blak-blakan Sebut Mesin Partai Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rahasia elektabilitas PDIP yang selalu meningkat dibongkar oleh Direktur Eksekutif Median Rico Marbun. Ia menyebut berdasarkan hasil survei Median, pemilih PDIP memiliki alasan agak unik untuk memilih partai asuhan Megawati Soekarnoputri tersebut.

Menurut Rico, rahasia elektabilitas PDIP terus naik adalah mesin partainya, bukan figur calon presiden (capres) yang diusungnya. 

Baca Juga: Risiko Besar Bagi PDIP Jika Tidak Usung Ganjar Jadi Capres, Charta Politika Sebut Ancaman Ini

Dia mengatakan PDIP memiliki kenaikan suara, tetapi relatif independen dibandingkan terhadap pilpres.

"Jadi, pada saat ditanya alasan memilih PDIP, pemilih secara konsisten menjawab mesin teritorial partai bukan tokohnya," ucap dia di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (29/11/2022).

Rico menilai pengaruh figur capres atau cawapres yang berpotensi maju pada Pilpres 2024 masih lebih kecil dibandingkan mesin partai.

"Jadi, saya bisa melihat PDIP bisa menentukan siapa pun capresnya tanpa harus mengkhawatirkan efek negatif atau positif," ungkapnya.

Baca Juga: Pertanyakan Urgensi Acara Nusantara Bersatu yang Dihadiri Jokowi, Masinton PDIP: Ratusan Miliar Hanya untuk Hura-hura

Berdasarkan hasil survei Median, PDIP mengalami kenaikan elektabilitas dari 19,6 persen pada Maret 2022 menjadi 22,5 persen pada November 2022. Dia mengungkapkan alasan tertinggi masyarakat memilih PDIP, yakni karena mesin partainya memberi bantuan dengan persentase 15,9 persen. Di urutan kedua yakni alasan karena Jokowi sebesar 13,9 persen.

Sementara itu, Rico juga menanggapi bahwa saat ini Jokowi masih punya basis pemilih setia. Akan tetapi, publik menyadari bahwa Jokowi akan selesai masa jabatannya pada 2024, sehingga pengaruh langsung untuk elektoral tidak sebesar Pemilu 2019.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: