Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kader Gerindra Geregetan Lihat Tingkah Anies ke Prabowo: Kami Berdarah-darah Membesarkan Mas Anies, Ternyata...

Kader Gerindra Geregetan Lihat Tingkah Anies ke Prabowo: Kami Berdarah-darah Membesarkan Mas Anies, Ternyata... Kredit Foto: Twitter/Prabowo Subianto

"Antara Pak Anies dan Pak Prabowo saya yakin sudah melakukan pembicaraan. Beliau (Andre, red) saja yang belum tahu. Hubungan anak sama bapak kan ibarat kata tetap terus berlanjut. Sama Pak Jokowi aja, Pak Anies menghadap kok, pamit ketika masa jabatan sebagai gubernur selesai," kata Syarief, ketika dikonfirmasi tadi malam.

Dia pun memastikan, Anies tidak pernah menelikung Prabowo. "Nggak ada itu tikung-menikung. Itu bukan tipe Anies. Hanya ada orang nggak suka saja ngomong begitu," sambungnya.

Baca Juga: Heran Pihaknya dan Anies Dilaporkan ke Bawaslu, NasDem: Kebetulan Pak Anies Salat Lalu Masyarakat Datang, Apa yang Salah?

Jika bicara tikung-menikung, ia mengingatkan bagaimana Jokowi yang juga pernah didukung Prabowo ketika maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, juga pada akhirnya menjadi rival di 2 Pilpres sekaligus. Yakni Pilpres 2014 dan 2019.

"Jokowi saja seperti apa? Sudah dibesarkan dan diangkat Prabowo, sekarang Prabowo yang kalah di Pilpres malah jadi menterinya, no problem kok. Kalau you bicara tikung-menelikung, flash back Prabowo-Jokowi," ucapnya.

Ia meyakini, Prabowo berjiwa ksatria dan paham bagaimana dinamisnya politik. Syarief pun mengaku sepakat dengan wacana memasangkan Anies dengan Prabowo di Pilpres 2024.

"Kalau Prabowo bersedia jadi wakil Anies, no problem. Toh Jokowi juga sempat dipasang-pasangkan juga sebagai wakilnya Prabowo kan," tandasnya.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan, menilai kekecewaan Gerindra itu sudah terlambat. Menurutnya, kesalahan bukan di Anies, tapi di Gerindra sendiri.

"Itu kesalahan parpol, kesalahan Gerindra. Kenapa mengusung Anies saat itu (Pilgub DKI)? Kenapa nggak mendukung kader sendiri? Jadi harus siap sakit hati jika yang dibesarkan menjadi lebih besar dari yang membesarkan," kata Adi, tadi malam.

Menurutnya, Anies bukan kader parpol. Anies bebas merapat ke parpol mana pun yang mendukungnya. Tak bisa dihalangi.

"Kalau kader bisa dipecat, atau diberhentikan secara tidak hormat. Anies bukan kader, dia bisa berkilah waktu diusung juga bukan atas permintaannya, tapi permintaan Prabowo," terangnya.

Baca Juga: Pendukung Jokowi Sangat Berharap Prabowo Subianto Berpasangan dengan Sosok Ini, Siapa?

Fenomena ini, nilainya, bagus menjadi pelajaran penting bagi semua partai politik. Agar tidak memberikan tiket kepada orang yang tidak jelas komitmen politiknya.

"Partai seringkali silau kepada orang yang punya pesona politik, tapi tidak siap ditinggalkan. Ini berlaku bagi siapapun, bagi NasDem juga begitu. Dia makhluk bebas, tidak bisa diintervensi," pungkasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: