Presiden Joko Widodo berencana untuk mencabut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di akhir tahun ini. Pencabutan kebijakan PPKM mengingat kasus Covid-19 di Indonesia telah menurun.
Menanggapi hal ini, Gubernur BI Perry Warjiyo meyakini, pencabutan PPKM akan berdampak positif pada pertumbuhan perekonomian Indonesia. Baca Juga: Tinggal Tunggu Keputusan Jokowi, Menko PMK: Indonesia Siap Akhiri PPKM!
"Rencana pencabutan PPKM akan berdampak positif karena mobilitas akan meningkat, mendorong perekonomian lebih baik khususnya kegiatan konsumsi dari pemerintah. Ini semua tentu saja akan kami dukung," ujar Perry di Jakarta, Kamis (22/12/2022).
Sementara terkait pertumbuhan Pertumbuhan ekonomi, Perry bilang saat ini ekonomi domestik Indonesia tetap baik. Permintaan domestik tetap berdaya tahan dipengaruhi oleh daya beli masyarakat dan keyakinan pelaku ekonomi yang tetap terjaga.
"Perkembangan ini tercermin pada berbagai indikator bulan November 2022 dan hasil survei Bank Indonesia terakhir, seperti keyakinan konsumen, penjualan eceran, dan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur," ungkapnya.
Sementara itu, kinerja ekspor diprakirakan tetap kuat, khususnya didorong ekspor batu bara, CPO, besi dan baja, serta ekspor jasa, seiring permintaan beberapa mitra dagang utama yang masih kuat serta dampak positif kebijakan yang ditempuh Pemerintah. Secara spasial, kinerja positif ekspor ditopang terutama didorong Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), yang tetap tumbuh kuat.
Pertumbuhan ekonomi yang tetap baik sejalan dengan perkembangan dari sisi lapangan usaha dimana sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Industri Pengolahan, serta Transportasi dan Pergudangan tumbuh cukup kuat. Baca Juga: Akselerasi Ekonomi RI Diprediksi Bakal Berlanjut di Kuartal IV 2022, Ini Tanda-tandanya
"Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2022 diprakirakan tetap bias ke atas dalam kisaran proyeksi BI pada 4,5-5,3%. Pada tahun 2023, pertumbuhan ekonomi diprakirakan tetap kuat meskipun sedikit melambat sejalan dengan perlambatan ekonomi global ke titik tengah kisaran 4,5-5,3%," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman